Jumat, 31 Desember 2021

 

SILSILAH SULTAN SULU DARI FILIPINA DARI TAHUN 1936 HINGGA 1950

-Sultan Bomiddin I ( 1936-1973 )

-Sultan Muwalil Wasit II ( 1936 )

- Sultan Amirrul Umarra I ( 1937-1950 )

- Sultan Zainal Abirin ( 1937-1950 )

Silsilah Sultan Sulu dari Filipina dari tahun 1950 hingga 1986

-Mohammad Ismail Kiram ( 1950-1974 )

-Sultan Muhammad Mahakuttah Abdullah Kiram ( 1974-1986 )

Daftar Sultan Sulu Dari Filipina ( 1980-2013 ) Sebagaimana Yang Diakui oleh Pemerintah Provinsi Sulu

-Mohammad Punjungan Kiram ( 1980-1983 )

-Aguimuddin Abirin ( 1983 )

-Jamalul Kiram III ( 1983-1990 )

                                  2012-2013

-Mohammad Akijal Atti ( 1990-1999 )

-Esmail Kiram II ( 1999-2015 )

Penuntut Sah saat ini

- Fuad Abdullah Kiram

-Muedzil Lail Kiram Tan


       SILSILAH SULTAN SULU DARI FILIPINA 

Menurut info yang dikutip dari wikipedia Kesultanan Melayu Sulu dari Filipina terbagi menjadi dua periode yaitu :

1. Pra Kesultanan

2. Sultan Banu Hasyim

Raja Sulu Pra Kesultanan :

1. Raja Timur Paduka Pahala ( Paduka Batara )

 2. Raja Cave Paduka Patulapok

3. Raja Barat Maharaja Kamaluddin 

Daftar Sultan Sulu dari tahun 1405 hingga 1936

- Sultan Syariful Hasyim ( 1405 )

-Sultan Kamaluddin ( 1480-1505 )

-Sultan Alauddin

-Sultan Amirrul Umarra ( 1505-1527 )

-Sultan Muizzul al-Muttawadin ( 1527-1548 )

-Sultan Nasirruddin I ( 1548-1568 )

-Sultan Muhammad Ul-Halim ( 1568-1596 )

-Sultan Batara Shah Tengah ( 1596-1608 )

- Sultan Muwalil Wasit ( 1610-1650 )

-Sultan Nasirruddin II ( 1645-1648 )

-Sultan Salahuddin Bahtiar ( 1649-1650 )

-Sultan Ai Shah 

-Sultan Nurul Azam

-Sultan Huqunu Ibn Wali ul-Ahad

-Sultan Shahabudin ( 1685-1710 )

-Sultan Mustafa Safiuddin ( 1710-1718 )

- Sultan Badaruddin I ( 1718-1732 )

- Sultan Nasaruddin ( 1732-1735 )

- Sultan Alimuddin I  ( 1735-1748 )

                                      1764-1773 

- Sultan Bantilan Muizuddin ( 1748-1763 )

- Sultan Muhammad Israel ( 1773-1778 )

- Sultan Alimuddin II 1763-1764

                                    1778-1779

- Sultan Sharafudin ( 1789-17808 )

- Sultan Jamalul Kiram I ( 1823-1844 )

- Sultan Muhammad Pulalul Kiram ( 1844-1862 )

- Sultan Jamalul Azam ( 1862-1891 )

- Sultan Badaruddin II ( 1881-1884 )

- Sultan Harun Al Rasyid ( 1886-1894 )

- Sultan Jamlul Kiram II ( 1894-1936 )

 

          

            SEJARAH KERETA LISTRIK DI INDONESIA

Menurut info yang dikutip dari bobo.grid dan wikipedia kereta listrik pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1923 ketika pemerintah kolonial Belanda membangun rel kereta listrik di Batavia ( kini Jakarta ) yang menghubungkan Tanjung Priok-Meester Cornelis ( Jatinegara ). Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dari Tanjung Priok ke Pasar Jatinegara.

Pada tahun 1926 Belanda mulai membangun rel kereta listrik Batavia ( Jakarta )-Buitenzorg ( Bogor ). Saat itu kereta listrik sudah digunakan untuk mengangkut penumpang. Pada zaman kolonial Belanda, kereta yang dialiri listrik hanya lokomotif. sedangkan gerbong penumpang tidak dialiri listrik.

Listrik yang dialirkan pada kereta listrik saat itu berasal dari gardu listrik yang ada di Depok, Jawa Barat. Listrik yang digunakan mencapai 1.500 volt. Jumlah yang tak jauh berbeda dengan listrik yang digunakan kereta listrik modern yang beroperasi sekarang. Gardu listrik itu dirawat oleh petugas yang siap siaga.

Jika listrik padam, petugas menyiapkan baterai besar yang ada di gardu listrik di Depok, Jawa Barat.

                          SEJARAH KERETA API DI INDONESIA

 Menurut info yang dikutip dari kai.id. dan buku pemerhati sejarah kereta api Yati Nurhayati berjudul Sejarah Kereta Api Indonesia ( 2014 ) menyatakan sejarah kereta api di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama rel kereta api Solo-Yogyakarta-Semarang di Jawa Tengah di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sloet Van de Beele pada 17 Juni 1864. Orang Belanda yang pertama kali mengusulkan pembangunan rel kereta api di Indonesia adalah JHR Van Der Wick pada tahun 1840 ketika Belanda menerapkan sistem tanam paksa di Hindia belanda ( kini Indonesia ). Tujuan awal Belanda membangun rel kereta api di Hindia Belanda yaitu untuk mengangkut hasil bumi seperti teh, kopi, gula, karet, dan tembakau serta mengangkut personil militer Belanda. Pada awal adanya kereta api di Hindia belanda menimbulkan perdebatan pro dan kontra tentang peran pemerintah Belanda dalam pengembangan kereta api, tenaga penggerak, dan lain-lain.

 Pembangunan rel kereta api yang pertama di Indonesia ini pertama kali dilakukan oleh maskapai kereta api Belanda Namlooze Venootschaap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij menggunakan lebar sepur 1435 mm. 

 Sementara itu Pemerintah kolonial Belanda membangun rel kereta api melalui Staatsspoorwegen ( SS ) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS adalah Malang-Pasuruan-Surabaya di Jawa Timur. Perusahaan-perusahaan kereta api swasta milik Belanda lainnya yang membangun rel kereta api di Indonesia adalah Seradjoedal Stoomtram Mij ( SS ), Samarang Djoana Stoomtram Mij ( SDS ), Samarang Cheribon Stoomtraam Mij ( SCS ) , Oost Java Stoomtram Mij ( OJS ), Pasoeroean Stoomtram Mij (PS) , Kediri Stoomtram Mij ( KS ), Probolinggo Stoomtram Mij ( PS ), Modjokerto Stoomtram Mij, Malang Stoomtram Mij, Madoera Stoomtram Mij, dan Deli Spoorweg Mij( DSM ).

 Selain di Jawa, Belanda juga membangun rel kereta api di Minangkabau ( 1891 ), Aceh ( 1876 ), Sumatera Selatan ( 1911 ), dan Sulawesi Selatan ( 1922 ). Di Bali, Lombok di Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat Belanda hanya melakukan studi kemungkinan kelayakan pembangunan rel kereta api, belum sampai pada tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928   panjang rel kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 kilometer dengan rincian rel milik pemerintah kolonial Belanda 4.089 km dan panjang  rel milik swasta 3.375 km.

 Pada masa pendudukan Jepang, semua pengelolaan rel kereta api warisan kolonial Belanda di Indonesia diambil oleh Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyoku ( Dinas Kereta Api ). Selama pendudukan Jepang di Indonesia, pengelolaan rel kereta api di Indonesia hanya untuk kepentingan militer Jepang seperti mengangkut batu bara. Salah satu pembangunan rel kereta api di Indonesia di era pendudukan jepang adalah rel kereta api Bayah-Saketi di Kabupaten Lebak, Banten, dan Muaro-Pekanbaru yang menghubungkan Sumatera Barat dengan  Riau untuk mengangkut batu bara untuk kepentingan perang Jepang. Selain itu, Jepang juga membongkar rel-rel kereta api peninggalan Belanda yang ada di Jawa untuk diangkut ke Myanmar.

 Setelah Indonesia merdeka, sejumlah pegawai kereta api bangsa Indonesia mengambil alih sejumlah stasiun kereta api dan rel kereta api yang dikuasai oleh tentara Jepang. Puncaknya adalah pengambilalihan kantor pusat PT Kereta Api Indonesia ersero di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 28 September 1945 ( Kini diperingati sebagai Hari kereta api Indonesia ). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia ( Kini PT Kereta Api Indonesia Persero ). 

 Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada 1945, Belanda membentuk kembali perusahaan kereta api Belanda di Indonesia yang diberi nama Staatsspoorwegen/Vereegnigde Spoorwegbedrijff ( SS/VS ). Gabungan SS dan seluruh kereta api swasta ( kecuali DSM ).

 Berdasarkan hasil-hasil Konferensi Meja Bundar ( KMB ) pada Desember 1949, pada tahun 1950 DKARI dan SS/VS dilebur menjadi Djawatan Kereta Api ( DKA ). Pada 25 Mei 1950 DKA berganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api ( PNKA ). Pada tahun itu mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi publik andalan guna mensejahterakan bangsa tanah air.

 Pada 1971 PNKA berganti nama menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api ( PJKA ). Pada tahun 1991 PJKA berganti nama menjadi Perusahaan Umum Kereta Api ( Perumka ). Pada tahun 1998 Perumka berubah nama menjadi PT Kereta Api Indonesia Persero 

    

              SEJARAH POS DI INDONESIA 

Menurut info yang dikutip dari Museum Pos Di Bandung dan Taman Mini Indonesia sejarah pos di Indonesia telah dimulai sejak zaman kolonial Belanda pada abad ke-17. Saat itu untuk mengirimkan surat memakan waktu berbulan-bulan dari Indonesia ke Belanda dan dari Jakarta ke Maluku. Pada 26 Agustus 1746 Belanda membangun kantor pos yang pertama di Indonesia yaitu di Batavia ( kini Jakarta ).

Perkembangan pos semakin pesat saat Gubernur Jenderal H W Daendels membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan. Setiap 5 km di jalan itu Belanda membangun tempat peristirahatan kuda-kuda pengantar pos. Pada masa British Interregnum ( penjajahan Inggris di Indonesia 1811-1816 ) pengangkutan pos menggunakan kereta kuda.

Pada 1906 Pemerintah Belanda mendirikan Pos, Telefoon en Telegraaf Dienst ( Dinas Pos Telepon dan Telegraf ). Setelah Indonesia merdeka berganti nama menjadi Jawatan Pos Telepon Telegraf ( PTT ), PN Pos Dan Telekomunikasi, PT Pos Dan Giro, dan sejak 1995 menjadi PT Pos Indonesia.

 Sejarah Pendidikan Dokter Di Indonesia 

Menurut info yang dikutip dari Buku Panduan Museum Kebangkitan Nasional dan sejarawan Kedokteran Dr. Firman Lubis dalam bukunya berjudul Jakarta 1960an Kenangan Masa Mahasiswa ( 2008 ) menyatakan pendidikan dokter di Indonesia dimulai dengan berdirinya Sekolah Dokter Jawa pada 1851. Latar belakangnya adalah wabah pes di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada 1847. Waktu itu Pemerintah Belanda membutuhkan dokter-dokter pribumi untuk mengatasi wabah pes itu. Pada 1 Januari 1849 Pemerintah Belanda mengeluarkan surat keputusan untuk mendirikan Kursus Mantri Cacar ( vaccinator ). 

Pada 1851 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Sekolah Dokter Jawa. Lama pendidikan tiga tahun. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Belanda, Berhitung, Geografi, anatomi tubuh manusia, alat kedokteran, ilmu penyakit, kebidanan, ilmu bedah, ilmu ukur, fisiologi, dan biologi. Pada 1864 lama pendidikan Sekolah Dokter Jawa ditingkatkan menjadi 5 tahun. Pada 1875 lama pendidikan Sekolah Dokter Jawa ditingkatkan menjadi 7 tahun. Pada awal abad ke-20 Sekolah Dokter Jawa berganti nama menjadi STOVIA ( School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen  ). Lama pendidikan 10 tahun.

Baik para pelajar STOVIA maupun Sekolah Dokter Jawa mendapatkan uang saku dari Pemerintah Belanda sebab STOVIA dan Sekolah Doktee Jawa merupakan Sekolah Kedinasan. 

Pada 5 Juni 1920 aktivitas belajar mengajar di STOVIA dipindah dari gedung lama di Hospitaalweg ( kini Museum Kebangkitan Nasional Jalan Abdurrahman Saleh no. 26 Senen Jakarta ) ke gedung baru di Jalan Salemba 6 Jakarta karena gedung baru mempunyai laboratorium dan fasilitas yang lebih lengkap. 

Pada 1927 STOVIA berganti nama menjadi Geneeskundige Hoge School ( Sekolah Tinggi Kedokteran ). Pada masa pendudukan Jepang, Jepang mengganti nama Geneeskundige Hoge School menjadi Ika Dai Gaku. Setelah Indonesia merdeka,  Ika Dai Gaku berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI ).

Kamis, 30 Desember 2021

 

                                                                           SEJARAH TREM DI JAKARTA


                          Warga Jakarta kini mempunyai transportasi publik baru yaitu Mass Rapid Transit 

                           ( MRT ). MRT ini dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang semakin

                           parah di Jakarta karena tidak seimbangnya jumlah jalan dengan jumlah 

                            kendaraan. 

                            Pembangunan jalur MRT tahap satu dimulai pada tahun 2016-2019. 

                                  

                             Presiden RI Ir. Joko Widodo meresmikan beroperasinya MRT terpadu tahap satu

                             pada 24 Maret 2019. Kehadiran MRT menambah moda transportasi publik yang 

                             beroperasi di dalam Kota Jakarta.

                                    

                             Keberadaan transportasi publik di Jakarta sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. 

                            Menurut sejarawan Susan Blackburn dalam bukunya berjudul Jakarta : Sejarah 400 

                            Tahun sebelum tahun 1869, warga Batavia dan para pendatang yang baru datang di 

                             Batavia umumnya menggunakan sado, delman, bendi, dan palanquin ( tandu ) 

                             untuk bepergian.

                             

                            Semua alat transportasi itu menggunakan kuda sebagai penarik. Kuda yang

                             digunakan adalah kuda kecil dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang tidak

                              mampu beradaptasi dengan di Batavia yang lembab dan panas. 

                              Menurut info yang dikutip dari www.tirto.co.id dan wikipedia trem kuda mulai hadir

                             di Batavia pada 1869. Ide ini muncul dari seorang Belanda Petrus Martinus.


                            Dia menghendaki sarana transportasi umum yang dapat mengangkut lebih manusia 

                            dalam satu kali perjalanan.Trem ini ditarik oleh empat ekor kuda yang berjalan di

                            atas rel besi ( tramway ). Trem di Batavia termasuk trem yang tertua di Asia.


                            Menurut sejarawan Alwi Shahab dalam bukunya berjudul Waktu Belanda Mabuk

                            Lahirlah Batavia ( 2013 ) menyebutkan bahwa sebanyak 545 kuda mati hingga

                            tahun 1877 karena kelelahan. 

                            Menurut info dari Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI

                           Jakarta trem kuda melayani rute Kota Lama Batavia ( Jakarta ) hingga Harmonie

                          kemudian rel trem kuda berlanjut dari Harmonie ke Tanah Abang dan Harmonie 

                         ke Meester Cornelis ( Jatinegara ). Satu gerbong trem kuda dapat mengangkut

                           38 orang. 

                         Dalam pengoperasiannya trem kuda masih menggunakan alat-alat yang sederhana. 

                         Kusir menggunakan terompet sebagai klakson. Tiap kali penumpang akan turun, penjual

                         karcis akan membunyikan lonceng. Lalu kusir akan memutar alat yang menyerupai 

                         kompas yang berfungsi sebagai rem.

                          Pada 1881 muncul trem uap di Batavia. Trem Uap dikelola oleh perusahaan trem uap 

                         Belanda Stoomtram Maatschappij. Trem uap melayani rute Kota Lama Batavia-

                         Harmonie-Pasar Baroe-Senen-Jatinegara dan Harmonie-Tanah Abang. 


                         Trem Listrik mulai hadir di Batavia pada 1897 dan mengalahkan pamor trem uap.

                          Trem Listrik dikelola oleh perusahaan trem listrik Belanda, Electrische Tram Mij.

                          Trem Listrik melayani rute Tanah Abang-Menteng-Senen, Menteng-Kramat-Jakarta 

                          Kota, dan Senen-Gunung Sahari.

                          Pada masa pendudukan Jepang, pengelolaan trem di Jakarta dikelola oleh tentara 

                          Jepang. Setelah Belanda kembali menduduki Jakarta, Belanda kembali menguasai

                           trem di Jakarta melalui Bataviaasch Verkehr Maatschappij ( BVM ).

                          Pada 1957 Pemerintah Republik Indonesia menasionalisasi BVM menjadi Perusahaan 

                          Pengangkutan Djakarta ( PPD ).

                    


Rabu, 29 Desember 2021

   Asal Usul Jalan Braga Di Kota Bandung Jawa Barat 

Nama Jalan Braga di Kota Bandung, Jawa Barat, tak asing lagi bagi masyarakat Kota Bandung atau orang-orang yang berasal dari Kota Bandung terutama bagi yang suka shopping sambil mengunjungi toko-toko peninggalan Belanda yang ada di kawasan Jalan Braga.

Tapi tahukah anda para pembaca artikel saya ini ? Menurut sejarawan Sudarsono Katam dalam bukunya berjudul Album Bandoeng Tempo Doeloe mencatat nama Jalan Braga pada masa kolonial Belanda di sebut Pedatiweg ( Jalan Pedati ) karena sering dilalui oleh pedati. Di kawasan ini dulu terdapat pula kelompok Sandiwara Braga ( BragaToneel Vereeniging ) yang didirikan oleh Asisten Residen Priangan Pieter Sitjhoff. Kemungkinan dari nama Kelompok sandiwara inilah nama Jalan Braga berasal. Versi lain juga menyebutkan bahwa nama Jalan Braga berasal dari kata Bahasa Sunda ngabaraga yang artinya berdampingan atau bersebelahan karena Jalan Braga memang bersebelahan dengan Sungai Cikapundung, anak.Sungai Citarum, sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat. Dekat kawasan ini pula tepatnya di Jalan Merdeka terdapat gudang kopi milik pengusaha perkebunan kopi berkebangsaan Belanda bernama Andries De Vries pada awal abad ke-19 ( kini menjadi kantor Wali Kota Bandung ). Pada masa kolonial Belanda kawasan Jalan Braga disebut De Meest Europeesch Winkelstraat van Nederlandsch-Indie ( Kawasan Pertokoan Yang Paling Bernuansa Eropa Di Hindia Belanda ). Toko-toko peninggalan Belanda yang ada di kawasan Jalan Braga diantaranya adalah toko arloji dan perhiasan Concurrent ( 1908 ), Apotik Kimia Farma ( 1900 ), toko buku Van Dorp ( 1922 ) dan bioskop Majestic ( 1920an ), dan toko serba ada De Vries ( 1895 ).

  Sejarah Banjir Di Jakarta Dari Zaman Kerajaan Tarumanegara Hingga Zaman Kolonial Belanda

Pada bulan Oktober hingga Desember adalah musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia. Banyak yang menganggap bahwa musim hujan merupakan berkah. Tetapi tak semua musim hujan dapat mendatangkan berkah tetapi juga bencana banjir. Bencana banjir selain disebabkan oleh faktor cuaca juga disebabkan oleh kerusakan alam lingkungan sekitarnya dan juga perilaku manusia yang membuang sampah ke sungai

 Berbicara tentang banjir di Indonesia khususnya di Jakarta telah terjadi sejak zaman kolonial Belanda bahkan sejak zaman Kerajaan Tarumanegara. Salah satu penyebab utama banjir di Jakarta adalah perilaku manusia yang membuang sampah ke sungai, sehingga menghambat aliran air sungai ketika hujan turun.

 Menurut info yang dikutip dari www.kompas.com penyebab utama lainnya banjir yang terjadi di Jakarta karena kondisi lingkungan Jakarta yang dikelilingi oleh 10 sungai besar dan sistem drainase yang kurang memadai. Menurut Zaenuddin  HM dalam bukunya berjudul Banjir Jakarta ( 2013 ) Banjir di Jakarta sudah terjadi sejak zaman Kerajaan Tarumanegara pada masa pemerintahan Raja Purnawarman.

 Banjir di Jakarta pada zaman Kerajaan Tarumanegara tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di Jakarta pada 1878. Prasasti itu berisi pesan jika Raja Purnawarman pernah menggali Kali Candrabhaga di Bekasi, Jawa Barat, dan Kali Gomati ( kini Kali Mati ) di Tangerang, Banten. Penggalian itu merupakan upaya untuk mengatasi banjir.

 Sungai yang digali itu diharapkan dapat mengalirkan debit air sehingga banjir di Jakarta dapat segera surut. Selain itu, penggalian ini juga ditujukan untuk kepentingan saluran irigasi warga. Banjir pertama di Jakarta ( kala itu disebut Batavia ) pada zaman kolonial Belanda terjadi pada tahun 1621 karena Belanda tidak mengenal geografis dan struktur topografis Batavia meskipun Belanda sudah membangun kanal di Batavia pada 1619. Penyebab lain Banjir di Batavia saat itu adalah Batavia masih berupa rawa dan hutan liar. Saat itu banyak rumah penduduk banyak yang terbuat dari kayu sehingga mudah terhanyut oleh air.

 Banjir di Jakarta pada tahun 1654 disebabkan tersumbatnya kanal oleh pasir, hujan deras dan luapan air Sungai Ciliwung serta kiriman air dari hulu di Buitenzorg ( Bogor ), Jawa Barat.

 Banjir di Jakarta pada 1872 disebabkan hujan deras dan luapan air Sungai Ciliwung.

Banjir di Jakarta pada 1893 disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Banyak penduduk yang sakit malaria, tifus, dan disentri. Penyebab utamanya adalah air sumur yang terkominasi dan sama sekali tidak layak konsumsi serta berkembang biaknya nayamuk anopheles.

 Banjir di Jakarta pada 1909 disebabkan curah hujan tinggi.

Banjir di Jakarta pada 1918 menjadi banjir terparah di Jakarta selama sembilan tahun terakhir. Hampir seluruh rumah di Batavia terendam banjir. Penyebab utamanya adalah banyak hutan di Bogor, Jawa Barat, yang dibuka untuk lahan perkebunan teh. Sehingga hal ini memperparah banjir di Batavia.

 Banjir di Jakarta tahun 1932 merupakan banjir terparah kedua di Jakarta pada zaman kolonial Belanda. Banjir di Jakarta kali ini banyak disorot media cetak.

Selasa, 28 Desember 2021

 

                                              Sejarah Kerajaan Kedah Tua Di Malaysia

 Menurut info yang dikutip dari wikipedia Kerajaan Kedah Tua merupakan salah satu Kerajaan Hindu-Budha yang tertua di Tanah Melayu. Kerajaan Kedah Tua ini juga dikenali sebagai Kataha ( India ), Kadaram,Sai, Kalah, Kalah Bar, dan Kalagram. Pengelana asal Cina bernama I-Tsing menyebut Kedah dengan Cheh-Cha ( Chie-Cha dalam kronik Cina ). Sedangkan orang-orang Inggris yang datang ke Semenanjung Malaya pada abad ke-18 Masehi menyebut Kedah dengan sebutan Queddah.

 Kerajaan Kedah Tua didirikan pada abad ke 2 M. Pada masa awal Kerajaan Kedah Tua, Sungai Mas merupakan pelabuhan utama Kerajaan Kedah Tua tetapi kemudian dipindahkan ke Lembah Bujang yang artinya lembah ular. Masyarakat Kedah Tua menghasilkan barang perdagangan seperti rotan, damar, kayu cendana, dan gading gajah. Pelabuhan Kedah Tua telah menjadi tempat penukaran barang, tempat persinggahan, dan tempat perbaikan kapal-kapal para saudagar Arab, Persia, India, dan Eropa sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Timur ( penulis : Indonesia ). Kerajaan Kedah Tua juga menjadi pusat perdagangan berbagai produk penduduk setempat seperti bijih emas, timah hitam, beras, lada hitam, gading gajah, damar, rotan, tanduk, dan lain-lain. Walaupun telah menjadi kerajaan samudera, Kerajaan Kedah Tua menjadi penghasil padi yang terkenal karena tanahnya yang luas dan rata.

 Kerajaan Kedah Tua mencapai masa kejayaannya di era pemerintahan Sultan Al-Mutawakil ( memerintah 847-861 Masehi ). Ini dapat dibuktikkan dengan temuan arkeologis berupa uang perak zaman Sultan Al-Mutawakil, manik dari India, dan kaca dari Timur Tengah.

 Penemuan arkelogis warisan Kerajaan Kedah Tua di Negara Bagian Kedah, Malaysia, adalah situs Candi Hindu di Lembah Bujang, Prasasti Sungai Mas I dan Prasasti Sungai Mas II.

 


                                                              Perang  Padri 

Menurut info yang dikutip dari www.kompas.com dan wikipedia Perang Padri adalah perang yang terjadi di wilayah Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat antara golongan Padri dengan golongan adat. Penyebab terjadinya Perang Padri adalah pertentangan golongan Padri atau kelompok-kelompok ulama terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk yang terjadi di kalangan masyarakat Minangkabau saat itu seperti menyabung ayam, judi, minuman keras, atau tembakau ataupun hukum matriarkat untuk pembagian warisan.

Namun masyarakat Minangkabau tetap menjalankan kebiasaan itu dan membuat kemarahan kaum adat sehingga timbul peperangan. Perang Padri juga bisa dikatakan sebagai perang saudara di Minangkabau karena perang itu melibatkan etnis Minangkabau dan Mandailing. 

Golongan Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan. Sedangkan golongan adat dipimpin oleh Sultan Pagaruyung, Arifin Muningsyah. 

Menurut Dra. Siti Waridah Q, Drs. J. Sukardi, dan Drs. P. Sunarto dalam buku Sejarah Nasional dan Umum untuk SMU kelas 2 Kurikulum 1994 menyatakan bahwa Gerakan Padri merupakan suatu gerakan pembaharu Islam di Minangkabau karena mereka telah menunaikan ibadah haji di Mekkah, Saudi Arabia. Sekelompok yang terdiri dari tiga orang haji kembali ke Minangkabau sekitar tahun 1803 atau 1804. 

Mereka terpengaruh oleh Gerakan Wahabi yang dipimpin oleh Muhammad Bin Abdul Wahab yang saat itu menguasai Saudi Arabia. Para pemimpin Padri diberi gelar kehormatan Minangkabau untuk guru agama yaitu Tuanku. Kaum Padri mengahdapi perlawanan sengit kaum adat di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan dataran-dataran rendah Minangkabau. Namun, perang berakhir dengan kemenangan golongan Padri. Pada tahun 1815 terjadi pembantaian keluarga Kesultanan Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dalam perang itu kaum adat terdesak dan meminta bantuan kepada Belanda pada 1821.Maka pecahlah perang antara Belanda-kaum adat melawan kaum Padri di Minagkabau. Golongan adat menyerahkan wilayah Minangkabau kepada Belanda. Padahal golongan adat tidak memiliki kekuasaan secara riil. Belanda melancarkan serangan yang pertama ke kubu-kubu pertahanan kaum Padri. Belanda berhasil mengusir golongan Padri dari wilayah Kesultanan Pagaruyung. Tak lama kemudian Belanda membangun Benteng Fort De Kock dan Fort Van Der Capellen untuk menghadapi perlawanan golongan Padri. Namun keterlibatan Belanda dalam sengketa antara golonganPadri dan golongan adat membuat keadaan semakin rumit dan sulit. Sementara itu golongan adat membangun kubu pertahanan di Lintau.

Pada tahun 1833 Kaum adat bersekutu dengan kaum Padri dalam perang melawan Belanda. Pada Januari 1825 Belanda dan golongan Padri menandatangani perjanjian Masang karena saat itu di Jawa terjadi Perang Diponegoro yang mengelurakan banyak biaya perang.

Pada 1832 Belanda mengalahkan golongan Padri meskipun golongan Padri mendapatkan bantuan dari Aceh. Pada 1833 Belanda melancarkan serangan-serangan baru terhadap golongan Padri di Minangkabau. Untuk mempersempit ruang gerak golongan Padri, Belanda menutup pesisir barat Minangkabau yang merupakan garis bantuan ekonomi dan merupakan pintu gerbang perdagangan Minangkabau.

Pada 1837 Belanda merebut kubu pertahanan golongan Padri di Bonjol yang mengakhiri perlawanan golongan Padri di Minangkabau. Namun, Tuanku Imam Bonjol berhasil melarikan diri. Tetapi perlawanan golongan Padri terhadap Belanda terus berlanjut pada tahun 1838 di bawah pimpinan Tuanku Tambusai di Dalu Dalu. Namun Belanda juga berhasil menumpas perlawanan itu. 

Sejak berakhirnya Perang Padri Belanda secara resmi mulai berkuasa di Minangkabau.

                           SEJARAH KERAJAAN LANGKASUKA DI THAILAND

Menurut info yang dikutip dari serambi-melayu.blogspot.com dan wikipedia Kerajaan Langkasuka tercatat dalam kronik Cina sebagai Lang-ya-shiu dan Lang-chia-shu dan lLangasoka dalam prasasti Tangore yang terletak di kawasan Patani, Thailand. Kerajaan Langkasuka adalah sebuah kerajaan Hindu yang berada di utara Semenanjung Malaya. Menurut beberapa sumber sejarah, Kerajaan Langkasuka dan Kerajaan Kedah Tua adalah Kerajaan Melayu yang tertua di Tanah Melayu. Menurut beberapa sumber sejarah Kerajaan Langkasuka didirikan pada abad kedua Masehi.

Nama Langkasuka juga dicatat dalam tulisan-tulisan Melayu dan Jawa. Pada tahun 1515 M Raja Langkasuka, Bhagadatta, menjalin hubungan dengan China. Pada tahun 523, 531, dan 568 Kerajaan Langkasuka mengirimkan utusan-utusan kepada Kaisar Cina. Pada abad kedua belas Masehi Kerajaan Sriwijaya menaklukkan Kerajaan Langkasuka dan kurun waktu abad ke-15 M Kerajaan Langkasuka berubah menjadi suatu Kesultanan Melayu Islam bernama Kesultanan Patani.

Sejarah Kesultanan Patani juga tercatat dalam Tarikh Patani, Hikayat Patani, dan Hikayat Merong Mahawangsa. Menurut Hikayat Merong Mahawangsa Kerajaan Langkasuka terbagi menjadi dua sebagian di tebing Sungai Merbok di Negara Bagian Kedah di Malaysia dan sebagian lainnya berada di Patani, Thailand. Situs-Situs peninggalan Kerajaan Langkasuka yang masih ada hingga saat ini berada di Yarang di Provinsi Patani, Thailand. Menurut buku Negarakertagama Yarang ( dahulu bernama Jerang atau Yere ) dahulu merupakan ibukota Kerajaan Langkasuka.

 

                               MONOPOLI PERDAGANGAN GARAM OLEH BELANDA DI INDONESIA

Mendengar kata garam bagi anda mungkin tidak aneh bagi anda sebab garam adalah salah satu bahan baku makanan. Garam sudah menjadi barang yang diperjual belikan di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Namun sayangnya saat ini garam menjadi barang langka dan antik berharga mahal kini sulit untuk didapatkan baik oleh rumah tangga maupun industri. Hal inilah yang memicu terjadinya krisis garam padahal garam banyak mengandung manfaat selain sebagai bahan baku makanan juga dipakai sebagai bahan baku oralit untuk menyembuhkan diare.

Apakah baru kali ini terjadi krisis garam ? Tidak. Menurut info yang dikutip dari www.solopos.co.id menyatakan krisis garam sudah terjadi sejak abad ke-17. Pada abad ke-17 telah terjadi monopoli perdagangan garam yang dilakukan oleh Belanda dan Tiongkok. Saat itu baik Belanda maupun saudagar Tionghoa membangun kekuasaan penuh atas garam. Kemudian pada masa British Interregnum ( Pemerintahan sisipan Inggris, 1811-1816 ), Letnan Gubernur Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles mengeluarkan peraturan yang menghapuskan sistem penyerahan wajib ( contingenten leverantie ) dan sistem penyewaan produksi dan perdagangan garam yang dilakukan oleh pemborong.

Ketika Belanda kembali berkuasa di Indonesia, pada 1818 Pemerintah kolonial Belanda melakukan kontrol terhadap produksi dan perdagangan garam di daerah-daerah penghasil garam yang dikuasakan kepada para residen Belanda setempat. Sayangnya, para residen Belanda kala itu banyak yang korup. Banyak pula kepentingan para bupati yang ikut campur menyebabkan merosotnya pemasukan pemerintah kolonial Belanda dari sektor perdagangan garam.

Akibatnya, masa krisis dan surplus produksi garam silih berganti pada masa ini.Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya pembatasan produksi garam yang menyebabkan stok-stok garam di gudang-gudang garam milik Pemerintah kolonial Belanda berlebih dan tidak bisa didistribusika dengan baik sehingga menimbulkan krisis garam antara tahun 1851-1861.

Krisis garam yang berlarut-larut itu, menyebabkan pemerintah kolonial Belanda menutup ladang-ladang garam di beberapa daerah penghasil garam, hingga produsen-produsen dan para pekerja kelimpungan mencari nafkah. Atas kekacauan ini, antara tahun 1860-1870an muncul gagasan membebaskan produksi dan perdagangan garam. Tetapi rencana itu tidak terealisasi karena khawatir pendapatan negara berkurang. Kemudian terjadi distribusi garam yang tidak merata dan terdapat kesenjangan harga akibat karut-marut industri garam dan peraturan pemerintah kolonial Belanda yang tidak pasti.

Terbitlah Bepalingen Tot Verzekering van Het Zoutmonopolie atau sistem monopoli garam dari Pemerintah Hindia Belanda yang disahkan dalam Staadblad Van Nederlandsch-Indie ( Lembaran Negara Hindia Belanda ). Dengan kebijakan ini, peraturan yang dibuat oleh Komisaris Jenderal Du Bus pada 1829, peraturan ihwal menyewakan pengelolaan garam kepada pihak swasta guna menutup defisit keuangan VOC, berakhir saat itu juga.

Kelangkaan garam nasional terjadi lagi pada 1909 dan 1910 akibat fluktuatifnya produksi garam meskipun produksi garam meningkat meskipun tidak signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor cuaca sehingga produksi garam tidak maksimal dan faktor persaingan dagang yang tidak sehat.

Pada 1912 perusahaan garam di Hindia Belanda membuka perusahaan pelayaran sendiri, mendirikan pabrik-pabrik garam dan bandar-bandar yang baru. Malaise ( Depresi Ekonomi Global ) pada tahun 1930an juga turut melanda industri garam, namun pemerintah kolonial Belanda menyiasati dengan keputusan memperluas ladang-ladang garam berskala besar ( 3000 hektar ) atau tambak-tambak garam.

Senin, 27 Desember 2021

Monopoli Perdagangan Opium Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia

Hi, guys. Artikel saya sekarang ini membahas tentang monopoli perdagangan opium  oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Opium merupakan barang yang terlarang untuk dijual sebab merusak moral manusia. Peredarannya sudah sampai ke seluruh dunia. Bagi para pengisap candu akan ketagihan jika menghisapnya.

Menurut sejarawan Alwi Shahab dalam artikelnya di koran Republika menyatakan antara tahun 1619-1799 Belanda mengimpor 56 juta ton dari India ke Indonesia untuk diperjualbelikan. Belanda kemudian menunjuk orang-orang Cina sebagai pedagang candu dan juga kemudian mendirikan rumah-rumah madat. Menurut biografi Raden Ajeng Kartini Gelap Terang Hidup Kartini menyebutkan bahwa tokoh emansipasi wanita R A Kartini mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda tentang monopoli perdagangan candu yang menyengsarakan petani miskin dalam korespondensinya dengan Stella Handelaar, seorang sosialis dan anggota Parlemen Belanda dari Partai Buruh dan pegawai kantor pos di Belanda.

Alwi Shahab menambahkan pada tahun1890an Belanda membangun pabrik opium di Batavia ( Jakarta ) di Jalan Salemba 4 ( kini Gedung Rektorat Universitas Indonesia ). Selain itu dibangun pula rumah-rumah madat yang dikelola oleh etnis Cina di Gang Madat ( Jalan Kesejahteraan ) dan Gang Madat Besar ( Jalan Keselamatan ) di kawasan Pecinan Glodok. Orang-orang Cina mendapatkan keuntungan yang besar dari bisnis opium itu. Dulu di Salemba, Jakarta, Belanda membangun rel kereta api untuk mengangkut opium itu. Namun kini sebagian besar rel itu kini sudah tak ada lagi.

Minggu, 26 Desember 2021

                           SEJARAH KESULTANAN MELAYU SONGKHLA DI THAILAND

Menurut info yang dilansir dari wikipedia Kesultanan Melayu Songkhla adalah sebuah negara kota yang berumur pendek di Thailand Selatan dan merupakan pendahulu sebuah kota di Thailand Selatan yang saat ini bernama Songkhla. Dahulu kota ini disebut Singgora atau Senggora. Kota ini didirikan oleh seorang keturunan Persia bernama Dato Mogol pada tahun 1605. Kesultanan Melayu Songkhla mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Shah, putra Dato Mogol.

Setelah masa konflik, Kerajaan Siam ( Thailand ) menghancurkan dan menaklukkan Kesultanan Songkhla pada tahun 1680 karena terjadi pemberontakan melawan Thailand di Songkhla pada tahun 1679. Di sini terdapat sisa-sisa tembok benteng pertahanan Kesultanan Songkhla yang dihancurkan oleh tentara Thailand, dinding-dinding kota, dan makam Sultan Sulaiman Shah. Sebuah meriam Kesultanan Songkhla yang terdapat cap Sultan Sulaiman Shah kini disimpan di Royal Hospital Chelsea di London, Inggris.

Para pedagang Inggris yang tergabung dalam Perusahaan Dagang Inggris di India mencatat sejarah Kesultanan Songkhla. Pada tahun 1689an para Duta Besar Prancis untuk Thailand mencatat keruntuhan kota itu pada laporan-laporan mereka. Mantan Perdana Menteri Thailand Jenderal Chavalit ongchaiyudh adalah keturunan Sultan Sulaiman Shah dari Kesultanan Melayu Songkhla.

Sultan Sulaiman Shah bukanlah satu-satunya orang Persia yang mengembangkan kekuasaan di Thailand pada abad ke-17. Sumber kontemporer mendeskripsikan bagaimana orang-orang Songkhla dapat mengisi jabatan di Kerajaan Siam ( Thailand ) dan provinsi-provinsinya. Seorang duta Kesultanan Melayu Songkhla dikirim ke Thailand atas nama Sultan Sulaiman Shah pada akhir abad ke-17 tellah bertemu dengan gubernur keturunan Persia di dua kota utama saat mengunjungi Thailand ; sumber lainnya menyatakan bahwa Raja Thailand melindungi dan memberikan status yang tinggi kepada orang-orang Persia. 

 

                                 Straits Settlements ( Negeri-Negeri Selat )

Menurut info yang dilansir dari wikipedia Negeri-Negeri Selat ( Straits Settlements ) adalah sekumpulan bekas wilayah kekuasaan Inggris yang diberikan saebagai status pemerintahan jajahan mahkota Kerajaan Inggris sejak tahun 1826. Negeri-negeri Selat ini adalah negeri-negeri Melayu yang berada di Selat Malaka yaitu Singapura, Pulau Penang, dan Malaka di Semenanjung Malaya. Ketiga negeri ini merupakan koloni Bitania Raya ( Inggris Raya ).

Setelah perjanjian Belanda-Britania Raya 1824, Pulau Penang diperintah oleh seorang Wakil Gubernur Inggris, sementara Singapura dan Malaka diperintah oleh seorang Residen Inggris. Penggabungan itu bertujuan untuk menyeragamkan dan menghemat anggaran pemerintah kolonial Inggris. Pemindahan administarsi pemerintahan ke London, Inggris, dilakukan karena Perusahaan Dagang Inggris Di India tidak puas dengan kebijakan kantor Koloni Britania di India, Perusahaan Dagang Inggris di India merencanakan penghapusan taraf peabuhan bebas Singapura mengancam kemajuan perdagangan di Singapura. Masuknya imigran Cina ke Singapura dan Semenanjung Malaya juga menyebabkan terjadinya kekacauan akibat pendirian kongsi dagang gelap. Penduduk juga membangkang terhadap Kantor Koloni Inggris Di India yang menjadikan singapura sebagai tempat pembuangan para tahanan India.



                                SEJARAH KESULTANAN MALAKA DI MALAYSIA

Menurut info yang dikutip dari www.tirto,co.id dan wikipedia sejarah berdirinya Kesultanan Malaka di Malaysia ini bermula dari invasi Kerajaan Majapahit ke Malaka pada akhir abad ke-14 Masehi. Kala itu, Kerajaan Majapahit melancarkan invasi ke Tumasik ( kini Singapura ) sehingga Parameswara, raja kecil yang membawahi Tumasik, terpaksa melarikan diri ke Malaka. Bersama para pengikutnya yang setia dia menelusuri pantai Selat Malaka.

Pada tahun 1405 Parameswara mendirikan Kesultanan Malaka. Menurut info yang dikutip dari Galeri Malaka di Jakarta nama Malaka diambil dari nama sebuah pohon di mana Parameswara dan para pengikutnya sedang beristirahat. Pada saat itu Parameswara melihat anjing berburunya mengejar seekor pelanduk. Namun anjing itu jatuh ke sebuah sungai. Kemudian Parameswara menamakan pohon itu Malaka.

 Setelah masuk Islam, Parameswara bergelar Sultan Iskandar Syah. Selain menjadi Sultan Malaka, dia juga menjadi Sultan Melayu di Singapura sebab saat itu dia memperluas wilayah kekuasaannya dari Malaka hingga ke Singapura. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Syah, Kesultanan Malaka membukahubungan dagang dengan China dan juga mengirimkan utusan kepada Kaisar China.

 Menurut Tan Ta Sen dalam bukunya berjudul Cheng Ho Penyebar Islam Dari China Ke Nusantara mencatat Laksamana Cheng Ho menobatkan Sultan Iskandar Syah sebagai Sultan Malaka. Inilah yang menjadi penyebab Kerajaan Majapahit menyerang Malaka karena penobatan itu adalah tantangan bagi kekuasaan Kerajaan Majapahit atas Kerajaan Sriwijaya.

 Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Syah, Kesultanan Malaka mengirimkan upeti kepada Kaisar China dan meminta perlindungan kepada Kaisar China dari ancaman serangan Kerajaan Siam ( Thailand ). Kemudian Kaisar China mengirimkan pasukan China di bawah pimpinan Laksamana Cheng Ho ke Malaka untuk membantu Sultan Malaka mempertahankan diri dari ancaman serangan Kerajaan Thailand.

 Pada tahun 1411 Sultan Iskandar Syah melakukan kunjungan yang kedua ke China bersama 450 orang rombongannya. Kesultanan Malaka mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Syah. Pada saat itu Kesultanan Malaka menjadi Kesultanan Melayu yang disegani dan wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Semenanjung Malaya dan Singapura. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Syah Malaka sangat maju dalam bidang perdagangan karena lokasinya yang sangat strategis di Selat Malaka.

 Selain maju dalam bidang perdagangan, saat itu juga Malaka juga mengalami kemajuan di bidang penyebaran dan pengajaran agama Islam, terlebih pada masa pemerintahan Sultan Mansur Shah ( 145-1477 ). Sultan Mansurlah yang menjadikan Malaka sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Bahkan dia memperluas wilayah kekuasaan Kesultanan Malaka hingga ke Sumatera di Indonesia.

 Pada tahun 1511 Portugis merebut Malaka.

Pada tahun 1641 Belanda berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis dengan bantuan Sultan Johor.

Pada tahun 1795 Belanda menyerahkan Malaka kepada Inggris. Tetapi kemudian Inggris menyerahkan kembali Malaka kepada Belanda.

Pada tanggal 17 Maret 1824 Belanda dan Inggris menandatangani Traktat London. Isi Traktat London antara lain Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda dan Belanda menyerahkan Singapura dan Semenanjung Malaya termasuk Malaka kepada Inggris.

 Pada 1826 Inggris menggabungkan Singapura serta Pulau Penang dan Malaka di Semenanjung Malaya ke dalam Straits Settlements ( Pemukiman Selat ).

 Pada tahun 1867 Malaka secara resmi menjadi koloni Inggris di Semenanjung Malaya.

Daftar Pustaka

Galeri Malaka Di Jakarta

Tan Ta Sen. Cheng Ho Penyebar islam Dari China Ke Nusantara Penerbit Buku Kompas Jakarta ( 2010 )

                                    KESULTANAN MELAYU MAGUINDANAO ( MINDANAO ) DI FILIPINA

  Menurut info yang dikutip dari wikipedia Kesultanan Maguindanao adalah sebuah Kesultanan Melayu Islam yang berasal dari Kepulauan Mindanao, Filipina. Pengaruh Kesultanan ini berkembang dari Zamboanga di Kepulauan Mindanao ke Teluk Sarangani. Pada masa keemasannya, Kesultanan ini memerintah di wilayah Mindanao dan sekitarnya.

 Sebelum menjadi Kesultanan Melayu, Mindanao di Filipina ini pernah menjadi wilayah kekuasaan dua Kerajaan Hindu-Budha yang terbesar di Nusantara yaitu Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.

 Syarif Muhammad Kabungsuwan dari Johor di Semenanjung Malaya memperkenalkan agama Islam di Mindanao, Filipina, ini pada abad ke-12 Masehi. Dia kemudian menikah dengan putri setempat dan kemudian mendirikan Kesultanan Maguindanao sekitar tahun 1203-1205. Pada mulanya Kesultanan Maguindanao ini beribukota di Cotabato, Mindanao, Filipina. Kesultanan ini jatuh ke tangan Spanyol dan kemudian ke tangan Amerika Serikat dan akhirnya menjadi bagian dari wilayah Filipina.

 Berikut ini daftar Sultan-sultan Maguindanao antara lain sebagai berikut :

Syarif Muhammad Kabungsuwan ( 1515-1535 ) 
Syarif Maka Alang-Alang Saripada ( 1535-1550 )

Datu Bangkaya ( 1550-1565 )

Datu Dimangsacay Adel ( 15-585 )

Datu Gugu Sarikula ( 1585-1597 )

Kapitan Laut Buisan ( 1597 -1619 )

Sultan Muhammad Dipatuan Kudarat ( 1619-1671 )

Sultan Dundang Tidulay ( 1671-1675 )

Sultan Baharahman 

Sultan Baharuddin Kuda

Sultan Bayanul Anwar

Sultan Sadiq Amiruddin Manamir

Sultan Muhammad Tahiruddin 

Sultan Muhammad Amiruddin Hamzah

Sultan Fakhruddin

Sultan Kibad Syahriyal

Sultan Kawasa Anwaruddin

Sultan Qudratulloh Untong

Sultan Muhammad Makakwa

Sultan Wata

Sabtu, 25 Desember 2021

                                          SEJARAH KESULTANAN MELAYU DI SINGAPURA

Menurut The Malay Annals ( Sejarah Melayu ) dan yang dikutip dari jlka kemenag.go.id. Kesultanan Melayu di Singapura didirikan oleh Sang Nila Utama seorang bangsawan Sriwijaya pada tahun 1299. Pada saat itu dia mengunjungi Tumasik ( kini Singapura ) dan melihat seekor singa, maka dia menamakan pulau itu Singapura dan menjadikan Singapura sebagai pos dagang Kerajaan Singapura.

Selama abad ke-14 Kerajaan Siam ( Thailand ) dan Majapahit beberapa kali menyerang Singapura dalam rangka ekspansi mereka ke Tanah Melayu. Pada tahun 1388 seorang bangsawan Palembang yang bernama Parameswara melarikan diri ke Singapura dari serangan Kerajaan Majapahit, kemudian dia membunuh penguasanya dan menggantinya yang bisa menjadi vassal Kerajaan Thailand melancarkan serangan balasan dan menghancurkan Singapura sehingga daerah ini tak berpenghuni selama lebih dari 400 tahun.

Kemudian Parameswara melarikan diri ke Malaka di Malaysia dan menyatakan diri masuk Islam. Dia berusaha mengembangkan wilayah kekuasaan Kesultanan Malaka yang meliputi Singapura yang merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Johor di Semenanjung Malaya.

Menurut asal katanya " Singapura " berasal dari bahasa Sansekerta yaitu " singa " ( singa ) dan " pura " ( kota ). Dengan demikian arti kata Singapura adalah " Kota Singa ". Sebelum Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor menguasai Singapura, di Singapura sudah ada Sultan-Sultan Melayu yang pernah memerintah di Singapura antara lain :

Sri Tri Buana ( Sang Nila Utama ) ( 1299-1347 )

Sri Pikrama Wira ( 1347-1362 ) 

Sri Rana Wikema ( 1362-1375 )

Sri Maharaja ( 1375-1388 ) 

Sultan Iskandar Syah ( 1388-1391 ) kemudian memerintah di Kesultanan Melaka ( 1393-1397 ). Pada 1819 Sultan Melayu Singapura yang terakhir, Hussein Syah, menyerahkan Singapura kepada Inggris. Sejak Inggris berkuasa di Singapura maka kekuasaan Kesultanan Melayu di Singapura pun berakhir. Pada 1824 Inggris menggabungkan Singapura dengan Pulau Penang dan Malaka di Semenanjung Malaya dalam Straits Settlement ( Pemukiman Selat ).  Daftar Pustaka : Galeri Malaka Jakarta

Kamis, 23 Desember 2021

                            SEJARAH KESULTANAN PONTIANAK DI KALIMANTAN BARAT

 Menurut info yang dikutip dari pontianakkota.go.id Kesultanan Pontianak adalah sebuah Kesultanan Melayu Islam yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat. Kesultanan Pontianak didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771. Dia adalah pendiri Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariyah.

 Sultan-sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Pontianak antara lain sebagai berikut :

1.Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808 )

2. Sultan Syarif Kasim Alkadrie ( 1808-1819 )

3. Sultan Syarif Osman Alkadrie ( 1819-1855 )

4. Sultan Syarif Hamid Alkadrie ( 1855-1872 )

5. Syarif Yusuf Alkadrie ( 1872-1895 )

6. Syarif Muhammad Alkadrie (  1895-1944 )

7. Syarif Thaha Alkadrie ( 1944-1945 )

8. Syarif Hamid Alkadrie ( 1945-1950 ).

                              SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA DARI BERDIRINYA HINGGA 

                             KERUNTUHANNYA

   Menurut info yang dikutip dari www.tribunnews.com Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah Kerajaan Budha yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 Masehi. Pada abad ke-7 Masehi Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, melakukan ekspansi ke seluruh Nusantara hingga ke Tumasik ( Singapura ), Semenanjung Malaya, Patani di Thailand, serta Kepulauan Sulu dan mindanao di Filipina.

  Pada tahun 775 Masehi Kerajaan Sriwijaya membangun pangkalan di Ligor ( kini Provinsi Nakhon Sri Tammarat di Thailand ).

 Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Sriwijaya menurut kutipan dari www.kompas.com antara lain sebagai berikut :

1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa ( 683 M )

2.Indrawarman ( 702  M )

3. Rudra Wikrama  ( 728-742  M )

4.Sanggaramadhananjaya ( 775 M )

5. Rakai Panangkarahan  ( 778 M )

6. Samaragwira/Rakai Warak ( 782 )

7. Rakai Garung/Samaratungga ( 792 M )

8. Balaputradewa ( 856 M )

9.Sri Wuja/Sri Udayatyana( 961 M )

10. Hsia-she ( 980 M )

11. Sri Cudamaniwarmadewa ( 988 M )

12. Malayagiri/Suwarnadwipa ( 990 M )

13. Sri Majayatotunggawarman ( 1008 M )

14, Sumatrabhumi ( 1017 M )

15.Sri Sanggarama Wijayatunggawarman ( 1025 M )

16. Sri Dewa ( 1028 M )

17. Dharmawira ( 1064 M )

18. Sri Maharaja ( 1156 M )

19. Traikloyaraja Maulibushana Warmadewa ( 1178 M )

Kerajaan Sriwijaya mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Dia memerintah pada abad ke-9 M. Dia adalah keturunan Wangsa Sailendra. Dia adalah putra Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Kerajaan Sriwijaya.

Raja Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala di India yang saat itu diperintah oleh Raja dewapala Dewa. Hal itu tercatat dalam Prasasti Nalanda yang kini berada di universitas Nawa Nalanda di India. Pada masa Kerajaan Sriwijaya agama Budha dan bahasa Sansekerta sangat berkembang pusat.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya ;

Candi Muaro Takus di Jambi.

Arca Budha di bukit siguntang di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Biaro bahal di Padang Lawas, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Arca Budha di Gua Wad Tam di Provinsi Yala di Patani Thailand.

                              KERAJAAN MAJAPAHIT SEJARAH BERDIRINYA HINGGA KERUNTUHANNYA

        Menurut info yang dikutip dari media.indonesia.com dan wikipedia Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di Nusantara yang berdiri pada abad ke-13 hingga abad ke-16. Dalam sejarah pada masa kejayaannya wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara kecuali Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat hingga Semenanjung Malaya, Tumasik ( kini Singapura ), Patani di Thailand serta Kepulauan Sulu dan Mindanao di Filipina. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, menantu raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari pada tahun 1293 setelah dia berhasil lolos dari serangan raja Kediri Jayakatwang yang menyebabkan terbunuhnya Raja Singasari pada tahun 1292. 

 Dalam pelariannya itu Raden Wijaya mendapatkan bantuan dari Bupati Madura, Arya Wiraraja, Dia kemudian mendirika Kerajaan Majapahit di desa Trowulan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nama Majapahit diambil dari nama buah Maja yang tumbuh di hutan yang rasanya pahit. Seiring dengan waktu, desa Trowulan berkembang dan secara diam-diam Raden Wijaya merebut simpati penduduk Tumapel dan Daha ( Kediri ). Niat balas dendam Raden Wijaya terhadap Raja Kediri Jayakatwang terlaksana berkat bantuan Pasukan Mongol pimpinan Kaisar Kubilai Khan yang berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri dan membunuh Raja Jayakatwang.

 Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau pada tanggal 10 November 1293 merupakan cikal bakal lahirnya Kerajaan Majapahit. Setelah menjadi raja Majapahit, Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana.

 Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Pada masa masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk wilayah Kerajaan Majapahit meliputi seluruh Nusantara kecuali Kerajaan Pagaruyung, Semenanjung Malaya, Tumasik ( Singapura ), Patani di Thailand, serta Kepulauan Sulu dan Mindanao di Filipina.

 Kerajaan Majapahit menjalin hubungan dengan Kerajaan Melayu Champa di Kamboja dan Vietnam, Melaka di Semenanjung Malaya, Thailand, Vietnam, Myanmar Selatan, dan Cina. Kerajaan Majapahit juga mempunyai armada angkatan laut yang kuat di bawah pimpinan Mpu Nala. Di bidang ekonomi Kerajaan Majapahit menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dengan ekspor lada, garam, dan lengkeng. 

 Raja-Raja Majapahit

Raden Wijaya (1293-1309 )

Sri Jayanagara ( 1309-1328 )

Tribhuana Tunggadewi ( 1328-1350 )

Hayam Wuruk (1350-1389 )

Wikramawardhana (1389-1429 )

Dyah Kencana Wungu ( 1429-1447 )

Prabu Brawijaya I ( 1447-1451 )

Prabu Brawijaya II ( 1451-1453 )

Prabu Brawijaya III ( 145-1466 )

Prabu Brawijaya IV ( 1466-1468 )

Prabu Brawijaya V ( 1468-1478 )

Prabu Brawijaya VI ( 1478-1489 )

Prabu Brawijaya VII ( 1489-1527 )

Penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit antara lain sebagai berikut :

1.Banyak wilayah taklukkan Kerajaan Majapahit yang melepaskan diri.

2.Suksesi di internal Kerajaan Majapahit.

3. Meletusnya Perang Paregreg

4. Semakin berkembangnya Islam di Pulau Jawa.

Pada tahun 1527 Kesultanan Demak menaklukkan Kerajaan Majapahit sehingga mengakhiri riwayat Kerajaan Majapahit.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Situs Trowulan

Candi :

Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang, Candi Brahu, Candi Pari, Candi Penataran, Candi Jabung, Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Waringin Branjang, Candi Surawana, Candi MenakJinggo, Candi Rimbi, Candi Kedaton, dan Candi Sumber Jati.

Prasasti : 

Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Prapancasapura, Prasasti Wringin Pitu,rasasti Wurare, Prasasti Parung, Prasasti Balawi, Prasasti Biluluk, Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, Prasasti Canggu, dan Prasasti Jiwu. 

Rabu, 22 Desember 2021

   


                                                          BRITISH INTERREGNUM ( PENAJAHAN INGGRIS DI 

                                                          INDONESIA )


                                  Menurut info yang dikutip dari www.britannica.com dan wikipedia pada 1795 

                                 Belanda jatuh ke tangan kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte dari Prancis. 

                                Pada 1806 orang-orang Belanda yang pro Prancis membentuk pemerintahan 

                                Republik Batavia. Pada saat yang sama Britania Raya ( Inggris ) yang saat itu 

                                berperang melawan Prancis mengambilalih semua koloni Belanda. Raja Belanda

                                Willem I saat itu melarikan diri ke Inggris. Di sana dia membuat perjanjian dengan 
                                Inggris untuk mengirimkan sejumlah armada Angkatan Laut Inggris untuk dikirim 

                                ke koloni Belanda agar tidak jatuh ke tangan Prancis. Pada saat itu Republik 

                                Batavia sudah menjadi Commonwealth ( Persemakmuran ) Prancis. Kemudian 

                                Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya sendiri, Louis Bonaparte, sebagai raja 

                               Belanda.


                                Untuk memperkuat pertahanan Jawa dari ancaman invasi Inggris, Kaisar Napoleon 

                              Bonaparte mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal 

                             Hindia Belanda pada 1808. Kemudian Daendels membangun Jalan Raya Anyer Pana                                rukan yang berjarak sekitar 1.000 km, membangun angkatan laut Belanda di Anyer, 

                             membangun benteng di Meester Cornelis ( sekarang Jatinegara, Jakarta ), pabrik 

                             amunisi dan senjata di Semarang, Jawa Tengah, dan Surabaya, Jawa Timur, serta

                             sekolah militer di Jatinegara, Jakarta. Daendels berusaha memformalkan para bupati

                             di Jawa, menempatkan mereka di bawah kekuasaan Belanda dan mengangkat mereka 

                            sebagai pegawai negeri pemerintah Belanda.


                            Pada 1811 Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Minto, Gubernur Jenderal 

                           Inggris di India merebut Pulau Jawa dari tangan Belanda-Prancis. Kemudian dia diang

                           kat menjadi Gubernur Jenderal Inggris di Hindia Belanda ( sekarang Indonesia ) sebe

                           lum digantikan oleh Sir Thomas Stamford Bingley Raffles. Pada masa pemerintahan In

                           ggris, Raffles mengeluarkan sejumlah kebijaksanaan antara lain :

                          1. Menghapuskan pajak.

                          2. Menghapuskan perbudakan.

                          3. Membagi Pulau Jawa menjadi 19 karesidenan

                          4. Membentuk polisi desa.

                          5. Memperkenalkan sistem sewa tanah.

                          6. Mengangkat bupati menjadi pegawai negeri pemerintah Inggris

                          7. Melarang orang-orang Belanda meniru Budaya Pribumi ( mengenakan batik, kebaya,

                             sarung, mengunyah sirih, makan dengan memakai tangan, tidak mengenakan sepatu

                             saat berdansa ).

                         Namun, ketika Perang Napoleon berakhir dengan kekalahan Napoleon Bonaparte pada

                        Pertempuran Waterloo di Belgia pada 1815 maka pada 16 Agustus 1816 Britania Raya

                        mengembalikkan kekuasaannya di Hindia Belanda.


                          Daftar Pustaka


                      Marieke Bloembergen. Polisi Zaman Hindia Belanda Penerbit Buku Kompas Jakarta 

                      M.Adnan Amal. Kepulauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-

                      1950. Penerbit KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia ) Jakarta.  

                     SEJARAH KESULTANAN PALEMBANG

Menurut info yang dikutip dari www.kompas.com dan wikipedia Kesultanan Palembang adalah sebuah kesultanan Melayu Islam yang pernah berdiri di Palembang, Sumatera Selatan, pada abad ke-17 hingga abad ke-19. 

Pada masa kejayaannya wilayah kekuasaan Kesultanan Palembang meliputi Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan. 

Pada Oktober 1823 Belanda menghapuskan Kesultanan Palembang setelah kedua belah pihak saling berperang yang berakhir dengan keberhasilan Belanda menaklukkan Palembang. Kemudian pada tahun 2003, Kesultanan Palembang dihidupkan kembali namun hanya sebagai simbol Kebudayaan Melayu di Sumatera Selatan.

 Sultan Palembang yang memerintah Palembang sekarang ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin IV Mauwaz diradja yang naik tahta sejak tahun 2017.

 Kesultanan Palembang didirikan oleh Ki Mas Hindi pada tahun 1659. Dia adalah keturunan Ki Gede Sedo Ing Lautan keturunan Ki Gede Ing Suro Tuo pendiri Kerajaan Palembang. Ki Gede Ing Suro Tuo adalah seorang pelarian dari Kesultanan Demak di Jawa Tengah yang melarikan diri ke Sumatera Selatan karena perang saudara di Kesultanan Demak. Namun, pada masa pemerintahan Ki Mas Hindi, Kesultanan Palembang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

 Kesultanan Mataram mengangkat seorang bupati untuk memerintah di Palembang. Kemudian Ki Mas Hindi menyatakan dirinya sebagai Sultan Palembang dengan gelar Sultan Abdurrahman.

 Pusat Pemerintahan Kesultanan Palembang yang pertama berada di Keraton Kuto Gawang. Namun, Keraton Kuto Gawang hancur pada tahun 1659 karena serangan Belanda dalam perang antara Belanda dan Kesultanan Palembang.

 Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I ( 1724-1757 ) pusat pemerintahan Kesultanan Palembang dipindahkan dari Keraton Kuto Gawang ke Kuto Tengkurak. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Bahauddin ( 1776-1803 ) pusat pemerintahan Kesultanan Palembang dipindahkan dari Kuto Tengkurak ke Kuto Besak. 

 Pada tahun 1811 Inggris menyerang Palembang karena Sultan Palembang, Mahmud Badaruddin II ( memerintah tahun 1803 ) tidak mau tunduk kepada Inggris dan Inggris menuduh Sultan Palembang itu membunuh orang-orang Belanda di Palembang pada bulan September 1811 dan menolak menyerahkan loji milik Belanda di Sungai Aur serta menolak menyerahkan tambang timah di Pulau Bangka kepada Inggris. Pada Agustus 1816 Inggris mengembalikkan kekuasaannya di Hindia Belanda termasuk di Palembang dan Sumatera Selatan kepada Belanda. 

 Pada bulan Juni 1821 Belanda berhasil menaklukkan Palembang setelah berkali-kali mengalami kekalahan dalam perang melawan Sultan Palembang, Mahmud Badaruddin II.

                        SEJARAH KESULTANAN CIREBON

 Menurut info yang dikutip dari www.tirto.co.id dan wikipedia Kesultanan Cirebon adalah sebuah kerajaan Islam yang tertua di Jawa Barat. Sebelum menjadi sebuah kesultanan, Cirebon merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran dan Tarumanegara yang beragama Hindu-Budha.

 Awalnya Cirebon merupakan Kebon Pesisir atau Tegal Alang-Alang. Pendiri Kesultanan Cirebon adalah Raden Walasungsang ( Pangeran Cakrabuana ), Putra Raja Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi dan Nyai Subanglarang. 

 Menurut info yang dikutip dari www.tirto.co.id dan wikipedia Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang putra yaitu Raden Walasungsang ( Pangeran Cakrabuana ). Pangeran Cakrabuana kehilangan tahtanya atas Kerajaan Pajajaran sebab dia memilih menganut agama Islam seperti ibunya, Nyai Subanglarang.

 Pangeran Cakrabuana dan adiknya, Nyai Rara Santang, mempelajari agama Islam di Kebon Pesisir atau Tegal Alang-Alang kepada Syekh Nurul Jati. Di daerah pantai utara Jawa Barat inilah kemudian Pangeran Cakrabuana mendirikan Kesultanan Cirebon.

 Setelah mendirikan pedukuhan, Raden Walasungsang dan Nyai Rara Santang pergi naik haji ke Mekkah. Di perjalanan, Nyai Rara Santang menikah dengan Syarif Abdullah bin Nurul Naim. Dari pernikahan ini lahir Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Syarif Hidayatullah dikenal pula sebagai Sunan Gunung Jati (1479-1568).

 Pendirian Kesultanan Cirebon tak lepas dari pengaruh Kesultanan Demak yang merupakan Kesultanan Islam di Jawa Tengah yang mengakhiri Kerajaan Majapahit. Sepulang dari naik haji ke Mekkah, pada tahun 1430 Raden Walasungsang mendirikan Kesultanan Cirebon.

 Kesultanan Cirebon mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati baik di bidang agama, politik maupun perdagangan. Di bidang agama Islam, Kesultanan Cirebon secara intens mengembangkan dakwah ke seluruh Jawa Barat. Di bidang ekonomi Kesultanan Cirebon membuka hubungan perdagangan dengan berbagai bangsa seperti Champa, Malaka, Arab, Persia, India, dan Cina.

 Kesultanan Cirebon mengalami kemunduran akibat pengaruh Belanda yang semakin kuat setelah Belanda dan Kesultanan Cirebon menandatangani kontrak perjanjian pada tahun 1681 tentang monopoli perdagangan di wilayah Cirebon. Sejak itu Kesultanan Cirebon menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Belanda. Antara tahun 1906 hingga 1926 Belanda menghauskan Kesultanan Cirebon.

Selasa, 21 Desember 2021

Kesultanan Kelantan Di Malaysia

 Menurut info yang dikutip dari wikipedia Negara Bagian Kelantan di Semenanjung Malaya disebut Kelantan Darul Naim. Negara Bagian Kelantan merupakan salah satu dari 14 negara bagian di Semenanjung Malaya yang kaya dengan sumber alam. Luas wilayah Negara Bagian Kelantan sekitar 14.992 km persegi. Terletak di sebelah timur Semenanjung Malaya, berhadapan dengan Laut China Selatan dan berbatasan langsung dengan Thailand.

 Nama Kelantan berasal dari pencemaran dari kata " gelam hutam "., yaitu nama Melayu bagi pohon Melalueca leucancendron. Ada juga yang mengatakan bahwa nama Kelantan berasal dari " kilatan " atau " kolam tanah ". Selain itu, Kelantan juga dikenal dengan nama Tanah Serendah Kebun Bunga, Negeri Cik Siti Wan Kembang, dan juga Tanjung Pura pada masa lalu.

  Kesultanan Kelantan mempunyai hubungan dengan Kerajaan Funan, Kaisar Khmer, Siam ( Thailand ), dan Sriwijaya. Pada tahun 1603 Kesultanan Kelantan disatukan dengan Kesultanan Melayu Patani dari Thailand menjadi Persekutuan Patani Besar. Kesultanan Patani membagi Kesultanan Kelantan menjadi 4 wilayah yaitu Kelantan Barat, Kelantan Timur, Legeh, dan Ulu Kelantan.

  Sekitar tahun 1760 seorang putra Sultan Kelantan berhasil menyatukan wilayah Kesultanan Kelantan sekarang. Pada tahun 1764 Long Yunus, Putra Sultan Kelantan Timur, Long Sulaiman, berhasil merebut tahta kesultanan dan menobatkan dirinya menjadi Sultan Kelantan. Setelah kematiannya, Kesultanan Terengganu yang juga berasal dari Semenanjung Malaya menguasai Kesultanan Kelantan.

  Pada tahun 1800, Sultan Muhammad menobatkan diri menjadi Sultan Kelantan yang pertama. 

Pada tahun 1812 Kesultanan Kelantan memisahkan diri dari Kesultanan Terengganu dan menjadi mufti Thailand yang terpisah. Pada 1820an Kelantan menjadi penduduk negeri terbanyak dan yang paling makmur di Semenanjung Malaya karena berhasil menghindari perang dan pertikaian di negeri-negeri selatan dan barat. Thailand terus memainkan peranan penting di Kelantan pada abad ke-19.

 Di bawah perjanjian Inggris-Thailand pada 1909, Thailand menyerahkan Kelantan, Terengganu, Kedah, dan Perlis di utara Semenanjung Malaya kepada Inggris. Dalam Perang Dunia Kedua Kelantan menjadi wilayah Semenanjung Malaya pertama yang diduduki oleh tentara Jepang. Setelah Perang Dunia II, Inggris berkuasa kembali di Kelantan.

  Kelantan menjadi bagian dari Persekutuan Tanah Melayu ( kini Malaysia ) pada 1 Februari 1948 dan bersama negeri-negeri lainnya di Semenanjung Malaya memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 31 Agustus 1957. Pada 16 September 1963 Kelantan menjadi bagian dari Federasi Malaysia.

Kesultanan Sulu Di Filipina

             Menurut info yang dikutip dari www.tarikhislamickomputer.blogspot.com dan wikipedia pada 
           tahun 1380 seorang keturunan Arab bernama Syekh Karim Al-Makhdum menyebarkan agama
           Islam di Kepulauan Sulu di Filipina. Kemudian pada 1390 Raja Baginda yang
           berasal dari Minangkabau, Indonesia, menyebarkan agama Islam di Kepulauan Sulu.

             Sekitar tahun 1450 Seorang Arab asal Johor, Semenanjung Malaya, bernama bernama Syarif 
           Hashim Abu Bakar tiba di Kepulauan Sulu, Filipina. Dia kemudian menikah dengan Paramisuli, 
           putri Raja Baginda. Setelah kematian Raja Baginda, dia melanjutkan penyebaran agama Islam di
           wilayah ini. Pada tahun 1457 dia mendirikan Kesultanan Sulu dan memakai gelar " Paduka
           Maulana Sharif Sultan Hashim Abu Bakar. Gelar " Paduka " adalah gelar setempat yang artinya 
           tempat. Sedangkan Mahasan artinya Yang DiPertuan.

            Pada tahun 1703 Kesultanan Brunei Darussalam menyerahkan bagian timur Sabah kepada 
           Kesultanan Sulu karena bantuan Sultan Sulu menumpas pemberontakan di Brunei. 
           Pada tahun yang sama Kesultanan Sulu menyerahkan Pulau Palawan di Filipina kepada
           Kesultanan Manguindanao ( Mindanao ) sebagai hadiah perkawinan Sultan Muhammad Dipatuan
           Kudarat dengan putri Sultan Sulu dan juga sebagai hadiah persekutuan Kesultanan Manguindanao 
           dan Kesultanan Sulu kemudian menyerahkan Pulau Palawan kepada Spanyol. 

            Selama pendudukan Jepang di Filipina dalam Perang Dunia Kedua, Sultan Sulu, Zainal Abidin,  
           memimpin rakyat Sulu melakukan perlawanan rakyat Sulu terhadap tentara Jepang dengan bantuan 
           pasukan Amerika Serikat. Antara tahun 1899-1946 Sultan Sulu memimpin perlawanan rakyat Sulu 
          terhadap Amerika Serikat.

Rabu, 08 Desember 2021

Sejarah Kesultanan Pattani Darussalam

 

                                                        Sejarah Kesultanan Pattani Darussalam

 

Menurut info yang dikutip di wikipedia Pattani atau Kesultanan Pattani Darussalam merupakan wilayah Kesultanan Melayu yang diperkirakan wilayah Thailand sekarang ini yaitu Provinsi Yala ( Jala ), Narathiwat ( Menara ), Pattani, sebagian Songkhla ( Singgora ) dan bagian paling utara Semenanjung Malaya ( Malaysia ). Menurut Hikayat Patani.

Pemerintahan Kesultanan Pattani diperintah oleh tiga dinasti yaitu 

- Dinasti Sri Wangsa

- Dinasti Kelantan Satu

- Dinasti Kelantan Dua

Menurut info yang dikutip di wawasansejarah.com Kesultanan Pattani dahulu bernama Kerajaan Langkasuka yang menganut agama Hindu. Namun ketika Kerajaan Sriwijaya menguasai kerajaan Langkasuka kerajaan ini berubah menganut agama Budha.

Kerajaan Langkasuka berada di pedalaman sehingga menyulitkan perdagangan. Oleh sebab itu Phaya Tunakpa memindahkan ibukota Kerajaan Langkasuka ke pesisir pada abad ke-14. Dia adalah raja Langkasuka yang pertama kali menganut Islam setelah diislamkan oleh Syekh Said Ali Albasisa yang berasal dari Hadramaut ( Yaman ) yang tinggal di Pasai di Aceh.

Kesultanan Pattani sangat maju dalam bidang perdagangan karena letaknya yang sangat strategis dan alam yang sangat mendukung. Kesultanan Pattani mengalami masa kejayaan saat diperintah oleh ratu, salah satunya adalah Ratu Ungu.. Dia adalah permaisuri Sultan Pahang yang berasal dari Semenanjung Malaya.

Setelah masuknya Islam ke Pattani, Pattani berubah menjadi pelabuhan yang banyak dikunjungi oleh para pedagang Persia, Arab, India, Siam ( Thailand ), Kepulauan Melayu, dan China. Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511. Sejak itu para pedagang Eropa terutama Belanda, portugis, dan Inggris mulai berdatangan ke Pelabuhan Pattani. Kondisi menyebabkan meningkatnya ekonomi masyarakat Pattani.

Pada tahun 1516  Pattani menerima kunjungan kapal dagang Portugis yang pertama kali dengan izin Sultan Pattani. Hal ini menandai awal perdagangan orang Eropa yang pertama di Pattani. Pada masa pemerintahan empat ratu di Kesultanan Pattani, Kesultanan Pattani mulai bekerja sama dengan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada masa pemerintahan Ratu Kuning, Pattani menjadi kekuatan perdagangan yang disegani di Semenanjung Malaya.

Pada masa pemerintahan Ratu Ungu, Kesultanan Pattani membangun benteng pertahanan untuk mempertahankan kedaulatannya. Kesultanan Pattani mulai mengalami kemunduran ketika Ratu Kuning yang telah berusia lanjut memilih untuk mengundurkan diri dan berlindung di kota Jimbal yang saat itu dipimpin oleh Sakti I Indera atau Long Betong seorang Raja Pattani Lentang.

Pada masa pemerintahan Raja Kelantan Raja Bakar, Raja Mas Kelantan, dan Sultan Muhammad-Pattani relatif aman dari invasi Siam ( Thailand ) karena saat itu Thailand sibuk menghadapi invasi Myanmar ( 1767-1776 ). Akan tetapi Kesultanan Pattani mengalami kemunduran dalam bidang perdagangan karena didominasi oleh para pedagang Asia.

Perang antara Pattani dan Thailand disebabkan oleh keputusan Sultan Muhammad yang menolak segala usaha yang dilakukan oleh Thailand setelah Perang Thailand dan Myanmar berakhir saat Raja Muda Thailand mengirim utusan ke Pattani. Kerajaan Thailand berhasil mengalahkan Kesultanan Pattani pada tahun 1789. Namun perlawanan rakyat Melayu Pattani terhadap Kerajaan Thailand tak pernah padam namun Kerajaan Thailand selalu dapat memadamkan perlawanan tersebut.

Pada 1826 Britania Raya dan Thailand menandatangani Perjanjian Burney. Britania Raya mengakui tuntutan Thailand atas empat negeri Melayu yang berada di utara Semenanjung Malaya yaitu Kedah, Kelantan, Perlis, dan Terengganu. Perjanjian ini selanjutnya menjamin kepemilikkan Pulau Penang di Semenanjung Malaya bagi Britania Raya dan Thailand memberikan hak kepada Britania Raya untuk berdagang di Kelantan dan Terengganu tanpa gangguan Thailand. Keempat negeri Melayu daripada Thailand menjadi wilayah kekuasaan Britania Raya pada perjanjian Britania Raya dan Thailand pada tahun 1909.

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...