Sejarah Pendidikan Dokter Di Indonesia 

Menurut info yang dikutip dari Buku Panduan Museum Kebangkitan Nasional dan sejarawan Kedokteran Dr. Firman Lubis dalam bukunya berjudul Jakarta 1960an Kenangan Masa Mahasiswa ( 2008 ) menyatakan pendidikan dokter di Indonesia dimulai dengan berdirinya Sekolah Dokter Jawa pada 1851. Latar belakangnya adalah wabah pes di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada 1847. Waktu itu Pemerintah Belanda membutuhkan dokter-dokter pribumi untuk mengatasi wabah pes itu. Pada 1 Januari 1849 Pemerintah Belanda mengeluarkan surat keputusan untuk mendirikan Kursus Mantri Cacar ( vaccinator ). 

Pada 1851 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Sekolah Dokter Jawa. Lama pendidikan tiga tahun. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Belanda, Berhitung, Geografi, anatomi tubuh manusia, alat kedokteran, ilmu penyakit, kebidanan, ilmu bedah, ilmu ukur, fisiologi, dan biologi. Pada 1864 lama pendidikan Sekolah Dokter Jawa ditingkatkan menjadi 5 tahun. Pada 1875 lama pendidikan Sekolah Dokter Jawa ditingkatkan menjadi 7 tahun. Pada awal abad ke-20 Sekolah Dokter Jawa berganti nama menjadi STOVIA ( School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen  ). Lama pendidikan 10 tahun.

Baik para pelajar STOVIA maupun Sekolah Dokter Jawa mendapatkan uang saku dari Pemerintah Belanda sebab STOVIA dan Sekolah Doktee Jawa merupakan Sekolah Kedinasan. 

Pada 5 Juni 1920 aktivitas belajar mengajar di STOVIA dipindah dari gedung lama di Hospitaalweg ( kini Museum Kebangkitan Nasional Jalan Abdurrahman Saleh no. 26 Senen Jakarta ) ke gedung baru di Jalan Salemba 6 Jakarta karena gedung baru mempunyai laboratorium dan fasilitas yang lebih lengkap. 

Pada 1927 STOVIA berganti nama menjadi Geneeskundige Hoge School ( Sekolah Tinggi Kedokteran ). Pada masa pendudukan Jepang, Jepang mengganti nama Geneeskundige Hoge School menjadi Ika Dai Gaku. Setelah Indonesia merdeka,  Ika Dai Gaku berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( FKUI ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

Bahasa Melayu di Singapura