Kamis, 31 Maret 2022

Teungku Abdul Jalal Dan Teungku Mahmud Mahyuddin Pahlawan Melayu Asal Pattani Thailand Yang Terlupakan

   Nama Teungku Abdul Jalal dan Teungku Mahmud Mahyuddin mungkin terdengar asing atau tak dikenal oleh publik di Indonesia. Tetapi dia lebih dikenal oleh publik di Malaysia maupun di Pattani, Thailand. Siapakah Teungku Abdul Jalal ? Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia Teungku Abdul Jalal adalah seorang bangsawan Kesultanan Melayu Pattani. Dia adalah putra Raja Teluban ( kini menjadi Sai Buri di Pattani, Thailand ). Dia adalah wakil Melayu Pattani di Parlemen Thailand. Dia adalah salah satu pendiri Barisan Nasional Pembebasan Pattani ( BNPP ) yang didirikan pada tahun 1959. BNPP menuntut kemerdekaan Pattani dari Thailand. BNPP adalah suatu organisasi kerabat Kesultanan Melayu Pattani dan ulama Melayu Pattani. 

 Teungku Abdul Jalal pernah pula menjabat sebagai Wakil Ketua Gabungan Melayu Pattani Raya ( GAMPAR ), suatu organisasi pergerakan kemerdekaan Pattani dari Thailand yang didirikan oleh seorang bangsawan Kesultanan Melayu Pattani, Teungku Mahmud Mahyiddin, pada tahun 1948. Sedangkan Teungku Mahmud Mahyiddin adalah putra Sultan Pattani yang terakhir, Teungku Abdul Kadir Kamaruddin. 

 Menurut informasi yang dikutip dari laman facebook.com dan sejarawan Melayu Pattani Hasan Yamadibu pada zaman pendudukan Jepang di Pattani, Thailand, Teungku Mahmud Mahyuddin pernah menjadi perwira militer Inggris berpangkat mayor dengan tugas membentuk pasukan gerilya khusus yang disebut Force 136. Untuk mendapatkan dukungan dari sesama rumpun bangsa Melayu beliau pernah datang ke Jakarta, Indonesia, untuk menemui Presiden RI, Soekarno, untuk mendapatkan dukungan terbuka dari Indonesia bagi kemerdekaan Pattani dari Thailand dan menyertai pemberian ucapan selamat atas kemerdekaan Indonesia. Dalam pertemuan dengan Soekarno itu dia juga menuntut penggabungan Pattani dengan wilayah Indonesia ( baca pula travelingyuk.com ). Tapi Soekarno tidak bersedia menemuinya dengan alasan dia sibuk menghdapi agresi militer dan Soekarno menyatakan bahwa Pattani bukan koloni Belanda melainkan koloni Thailand. Pada saat itu pihak British ( Inggris ) telah melarang keberangkatan Teungku Mahmud Mahyuddin ke Indonesia agar meminta pertolongan kepada Indonesia.

 Orang-orang Inggris memberinya gelar Harimau Malaya . Pada saat itu pula Inggris melanggar janji tidak memberikan kemerdekaan kepada etnis Melayu Pattani karena terikat perjanjian dengan Thailand tahun 1826, 1909, dan 1946 sebab Inggris khawatir jika Pattani merdeka dari Thailand maka seluruh koloni Inggris yang ada di Tanah Melayu akan jatuh ke tangan komunis dan Inggris membutuhkan Thailand sebagai pemasok beras bagi koloni Inggris di Tanah Melayu. 

 Kematian Teungku Mahmud Mahyiddin ( 1908-1904 ) menimbulkan kecurigaan dia meninggal karena diracun oleh lawan-lawan politiknya. 


Minggu, 27 Maret 2022

Partai Nasional Indonesia ( PNI )

 Partai Nasional Indonesia ( PNI )  didirikan di Bandung, Jawa Barat, oleh Ir. Soekarno ( Bung Karno ), Mr. Sartono, Mr. Sunaryo Sastrowardoyo, Mr, Iskaq Tjokroadisoerjo, dan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo  pada tanggal 4 Juli 1927. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan Museum Sumpah Pemuda di Jakarta pada awalnya PNI bernama Perserikatan Nasional Indonesia. Cikal bakal PNI adalah Algemeene Studie Club yang juga didirikan oleh Ir. Soekarno di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1925. 

 Dalam Kongres PNI yang kedua di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 1928 Perserikatan Nasional Indonesia berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia ( PNI ). PNI bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda. Menurut informasi yang dikutip dari Museum Sumpah Pemuda PNI mengesahkan bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, dan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. selain di bidang politik, PNI juga bergerak di bidang ekonomi seperti mendirikan koperasi dan bank nasional.

 Pada tanggal 24 Desember 1929 Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat perintah penangkapan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh PNI lainnya.

 Pada tanggal 29 Desember 1929 Polisi kolonial Belanda PID ( Politiek Inlichtingen Dienst ) menangkap Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh PNI lainnya di Yogyakarta dengan tuduhan mengasut rakyat pribumi untuk memberontak terhadap pemerintah Belanda dan menjebloskan Ir. Soekarno ke Penjara Banceuy di Bandung, Jawa Barat tanpa proses pengadilan.

 Pada tanggal 18 Agustus 1930 Pemerintah kolonial Belanda mengajukan Bung Karno ke landraad ( pengadilan negeri ) Bandung.. Setelah diadili, Bung Karno dijebloskan ke Penjara Sukamiskin di Kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tanggal 25 April 1931 Mr. Sartono membubarkan PNI dan mendirikan Partindo ( Partai Indonesia ). Pada tahun 1933 Belanda mengasingkan Bung Karno ke Ende, Nusa Tenggara Timur dan kemudian ke Bengkulu pada tahun 1938 karena bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda.


PNI Pendidikan ( PNI Baru )

 Partai Pendidikan  Nasional Indonesia ( PNI ) adalah partai politik yang didirikan oleh Sutan Syahrir dan Drs. Mohammad Hatta ( Bung Hatta ) pada tanggal 25-27 Desember 1931. Dalam pembentukan PNI Pendiikan Sutan Syahrir dan Bung Hatta dibantu oleh Golongan Merdeka yang menolak pembubaran PNI ( Partai Nasional indonesia ) pimpinan Ir. Soekarno ( Bung Karno ) yang dibubarkan oleh Mr. Sartono setelah Pemerintah kolonial Belanda menjebloskan Bung Karno ke penjara Banceuy dan Sukamiskin di Bandung karena bersikap non kooperasi dengan Belanda. 

Menurut informasi yang dikutip dari laman zenius.net.id dan Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta PNI Pendidikan adalah partai politik yang lebih menekan kan pada pendidikan politik dan kaderisasi para anggotanya. Inilah yang membedakan PNI pimpinan Ir. Soekarno yang lebih menekankan pada aksi massa dengan menggelar rapat akbar ( bahasa Belanda : vergadering ). PNI Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNI Baru menerbitkan majalah Daulat Rakyat dengan artikel yang sangat radikal pada zamannya. PNI Baru bersikap non kooperator dengan pemerintah kolonial Belanda. Menurut pemerintah kolonial Belanda PNI Baru pimpinan Bung Hatta jauh lebih berbahaya daripada PNI pimpinan Bung Karno.

Walhasil Pemerintah kolonial Belanda mengasingkan Sutan Syahrir dan Bung Hatta ke Boven Digul di Papua dan kemudian ke Banda Neira di Maluku.

Sabtu, 26 Maret 2022

Sejarah Perhimpunan Indonesia Di Belanda

  Perhimpunan Indonesia di Belanda adalah perubahan nama dari Indische Vereeniging. Menurut informasi yang dikutip dari laman detiknews.com dan Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta Perhimpunan Indonesia didirikan oleh beberapa mahasiswa pribumi asal Hindia Belanda yang saat itu kuliah di Belanda diantaranya adalah Raden Mas Notosoeroto ( bangsawan Pakualaman dari Yogyakarta ) dan Sutan Casayangan Soripada ( Mahasiswa Ilmu Pendidikan di Universitas Leiden dan seorang lulusan Kweekschool atau Sekolah Pendidikan Guru Bumiputera ) pada tahun 1908. 

 Pada tahun 1916 Indische Vereeniging menerbitkan majalah Hindia Poetra yang ditulis oleh Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ( Ki Hajar Dewantoro ) ketika beliau  diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Nederland. Kemudian Perhimpunan Indonesia ( PI ) mengubah nama majalah Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.

Pada tahun 1922 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging yang bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda. 

Pada 3 Februari 1925 Indonesische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia ( PI ). Tujuannnya agar mempertegas prinsip organisasi ini. 

Pada tahun 1925 PI membuktikan sikapnya yang non kooperator dengan pemerintah kolonial Belanda dengan mengeluarkan pernyataan manifesto PI. 

 Sementara itu dalam rapat umum PI pada tahun 1923 menegaskan tiga asas pokok PI antara lain :

1. Hindia Belanda ( Indonesia ) menentukan nasib sendiri.

2. Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri.

3. Untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.

Tokih-tokoh yang pernah memimpin PI di Belanda antra lain Drs. Mohammad Hatta ( Bung Hatta, mantan wakil Presiden RI ), Mr. Achmad Soebardjo, dan Datuk Nazir Pamuncak, dan Mr. Iwa Kusuma Sumantri.





Jumat, 25 Maret 2022

Sarekat Islam

 

 Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan buku H O S Cokroaminoto Bapak Pendiri Bangsa Penerbit buku KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia ) dan Tempo Publishing ( 2012 ) menyebutkan bahwa Sarekat Islam didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh seorang pedagang batik pribumi asal Solo, Jawa Tengah, bernama Haji Samanhudi. Awalnya Sarekat Islam ( SI ) bernama Sarekat Dagang Islam ( SDI ) Tujuan awal  berdirinya SI adalah menghimpun para saudagar abtik pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan para saudagar besar batik etnis Cina peranakan. Pada saat itu, para pedagang batik keturunan Cina telah lebih maju usahanya serta memiliki hak dan status yang lebih tinggi daripada orang pribumi.

 SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah kepemimpinan Haji Samanhudi SDI berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan saudagar batik pribumi yang paling berpengaruh. Pada tahun 1909 tokoh pers nasional, Raden Mas Tirtoadhisoerjo, mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia pada tahun 1909. Pada tahun 1910 R.M. Tirtoadhisoerjo mendirikan lagi organisasi yang sejenis di Buitenzorg ( Bogor ). Pada tahun 1912 Hadji Oemar Said Tjokroaminoto mendirikan SI di Surabaya, Jawa Timur. H O S Tjokroaminoto bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan Arab, menerbitkan koran Oetoesan Hindia. H O S Tjokroaminoto kemudian terpilih menjadi pemimpin SDI dan kemudian mengubah nama SDI menjadi SI. Tujuannya adalah SI tidak hanya bergerak di bidang ekonomi tetapi juga di bidang politik. Tujuan SI dapat dilihat dari anggaran dasarnya antara lain :

1. Mengembangkan jiwa dagang.

2.Membantu anggota-anggota yang kesulitan dalam mengembangkan usaha. 

3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang dapat mempercepat naiknya derajat rakyat.

4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang salah tentang Islam.

5. Hidup menurut perintah agama Islam.

Jumlah anggota SI yang sangat banyak menimbulkan kekhawatiran Pemerintah Kolonial Belanda karen a dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban. Meskipun pada awalnya Pemerintah kolonial Belanda menolak pengajuan badan hukum SI, namun akhirnya pada Maret 1916 Pemerintah kolonial Belanda memberikan status badan hukum kepada Sarekat Islam. Pada awalnya SI bersikap kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda.dan mengirimkan 3 wakilnya, H O S Tjokroaminoto, Abdul Muis, dan Haji Agus Salim menjadi anggota Volksraad ( Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda ) bentukan Belanda. SI bersama Boedi Oetomo menuntut kepada pemerintah Belanda untuk membentuk dewan perwakilan rakyat di Hindia Belanda. Tapi kemudian SI berubah haluan menjadi non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda karena Belanda menolak tuntutan SI agar Bangsa Hindia ( Indonesia ) diberi hak untuk mengatur urusannya sendiri ( otonom ).

Masuknya komunisme ke dalam SI ketika Sneevliet yang mendirikanISDV ( INdische Sociaalist Democratische Vereeniging ), berhasil menyusup ke SI.  ISDV yang berhaluan komunis berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh muda Sarekat Islam seperti Darsono, Tan Malaka, Semaun, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan perpecahan SI menjadi SI Merah dipimpin oleh Semaun  dan SI Putih.yang dipimpin oleh H O S TJokroamninoto. SI Putih pimpinan H O S TJokroaminoto, Abdul Muis, dan Haji Agus Salim berjkedudukan di Yogyakarta sedangkan SI Merah pimpinan Darsono dan Semaun berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah Pada 1924 SI Merah berubah nama menjadi Sarekat Rakyat. Sedangkan SI Putih berubah nama menjadi PSI ( Partai Sarekat Islam ) dalam kongres SI di Madiun, Jawa Timur, pada 1923. Kemudian PSI bergantin nama lagi menjadi PSII ( artai Sarekat Islam Indonesia ).

Senin, 21 Maret 2022

Ramadhan Di Indonesia Pada Zaman Kolonial Belanda

 Ramadhan di seluruh dunia hanya sekitar 1 minggu lagi. Pada saat ramadhan banyak umat Muslim di seluruh dunia yang melakukan amal ibadah seperti mengkhatamkan al-Qur`an, itikaf di masjid, membayar zakat fitrah dan lain-lain. Bagaimana dengan Ramadhan di Indonesia pada zaman kolonial Belanda ?

 Berdasarkan informasi yang dikutip dari nationalgeographic.id meskipun Pemerintah kolonial Belanda masih memiliki kontrol pemerintahan di Indonesia, umat Muslim masih diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinannya. Pada masa kolonial Belanda juga sudah terjadi perdebatan untuk menentukan awal Ramadhan yang ditentukan dengan hisab dan rukyat yang dipimpin oleh Perhimpoenan Penghoeloe dan Pegawainya ( PPDP ) atau yang lebih dikenal dengan Hoofdbestuurs. Pada masa itu dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdalatul Ulama dan Muhammadiyah g juga mempunyai Hoofdbestuurs ( Pengurus Pusat ) masing-masing turut menentukan hisab dan rukyat awal Ramadan.

 Pada masa itu Pemerintah kolonial Belanda juga memberlakukan libur sekolah selama Ramadan atas usulan Dr. N Adriani selaku Penasehat Urusan Bumiputera Pemerintah Kolonial Belanda. Pemerintah kolonial Belanda menyetujui usulan ini. Sekolah-sekolah Gubernemen Belanda seperti HIS ( Hollandsch-Inlandsche School ), AMS  Algemeene Middelbare School ), Meer Uitgebreid Lagere Onerwijs ( MULO ), dan sekolah-sekolah lainnya diliburkan karena mayoritas muridnya adalah umat Muslim.

 Seperti halnya dengan Ramadan sekarang pada saat itu para siswa memanfaatkan libur Ramadan dengan melakukan banyak ibadah seperti mengaji, membantu orang tua , dan sholat di masjid serta ngabuburit ( menunggu waktu berbuka puasa ) seperti memancing ikan. 

 Pada tahun 1929 Pemerintah kolonial Belanda mengizinkan penyelenggaraan sholat Idul Fitri dan Idula Adha di Lapangan terbuka. Sebelumnya Pemerintah Kolonial Belanda hanya mengizinkan penyelenggaraan sholat Idul Fitri dan Idul Adha hanya di dalam masjid. Ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan agar masjid tiak menjadi pusat perlawanan terhadap Pemerintah kolonial Belanda. Pada saat itu pusat pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha di Batavia ( kini Jakarta ) adalah Koningsplein ( Kini Lapangan Monas ) di Gambir.

 

Minggu, 20 Maret 2022

Sejarah Sarung Dan Songkok Di Tanah Melayu

 


 Sarung dan songkok banyak dijumpai di Indonesia dalam aktivitas sehari-hari baik dalam ibadah ritual seperti sholat Jum`at, sholat fardhu, sholat sunnah, sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha, resepsi pernikahan dan juga aktivitas sehari-hari di rumah. 

 Penggunaan sarung dan songkok sangat sederhana. Bagaimana sarung dan songkok dapat masuk ke Indonesia ? 

 Menurut informasi yang dikutip dari batamnews.com sarung masuk ke Tanah Melayu ( Malaysia, Brunei, Singapura, Pattani di Thailand Selatan, Sulu dan Mindanao di Filipina dan Indonesia ) dibawa oleh saudagar Arab dan Gujarat dari India pada abad ke 13 Masehi. Menurut informasi yang dikutip dari batamnews.com dan wikipedia sarung berasal dari Yaman yang disebut dengan futah. Di Kepulauan Sulu dan Mindanao di Filipina sarung yang digunakan oleh Bangsamoro disebut patadyong dan malong.

 Presiden RI yang pertama,I. Soekarno, adalah orang Indonesia pertama yang memadukan songkok dengan jas.

 Sedangkan songkok menurut informasi yang dikutip dari idntimes.com dibawa masuk ke Tanah Melayu oleh para pedagang Arab. Namun, menurut informasi yang dikutip dari wikipedia di Pulau Jawa, salah satu wali songo ( Sembilan Wali ) yaitu Sunan Kalijaga adalah pencipta songkok. Pada saat itu dia menciptakan songkok yang digunakan oleh Sultan Demak, Raden Patah. 



Sabtu, 19 Maret 2022

Sejarah Kesultanan Melayu Sukadana di Kalimantan Barat

 



    Menurut informasi yang dikutip dari wikipedia Kesultanan Sukadana atau yang disebut pula Kesultanan Tanjung Pura merupakan Kesultanan Melayu yang tertua di Kalimantan Barat yang telah berdiri sejak abad ke 8 Masehi. Ibukota Kesultanan Melayu dari Kalimantan Barat ini beberapa kali pindah lokasi antara lain di Negeri Baru ( sekarang nama desa ) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dan kemudian pindah ke Sukadana di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat pada abad ke-14 Masehi. Kesultanan Sukadana pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Singahsari dan Majapahit dari Jawa Timur yang beragama Hindu dengan nama Bakulapura. Nama Bakulapura berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya tumbuhan tanjung. Sehingga setelah dimelayukan berubah nama menjadi tanjung pura. 

 Sebagian beberapa keturunan Sultan Sukadana berada di beberapa wilayah Kalimantan Barat lainnya seperti Kabupaten Mempawah dan Pontianak dan beberapa wilayah lainnya yang ada di Kalimantan Barat karena ikatan perkawinan. Menurut beberapa hasil telusuran beberapa keturunan sultan Sukadana tidak lagi menyandang gelar bangsawan Kesultanan Sukadana. 

 Kesultanan Sukadana dan seluruh wilayah Kalimantan Barat pernah menjadi wilayah kkuasaan Kerajaan Majapahit. Nama Kesultanan Melayu juga tercatat dalam Kitab Negarakertagama warisan Kerajaan Majapahit karangan Mpu Prapanca dengan nama Tanjung Pura sebagai wilayah taklukkan Kerajaan Majapahit. 

 Saat ini nama Tanjung Pura diabadikan sebagai nama sebuah universitas di Pontianak, Kalimantan Barat, yaitu Universitas Negeri Tanjung Pura dan juga digunakan oleh TNI Angkatan Darat sebagai nama Kodam ( Komando Daerah Militer ) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, yaitu Kodam XII/Tanjung Pura. 

Kamis, 17 Maret 2022

Ragam Budaya Melayu Di Singapura

 

 Singapura adalah sebuah negara pulau luasnya hampir sama dengan luas wilayah DKI Jakarta. Singapura termasuk negara terkecil di Asia Tenggara dan di dunia. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia penduduk Singapura adalah homogen dan multilingual. Mayoritas penduduknya adalah Cina sekitar 75 persen disusul oleh etnis Melayu, India, dan peranakan. 

 Secara linguistik ( penelian ahli bahasa ) orang Melayu di Singapura adalah penutur bahasa Melayu dialek Johor dari Semenanjung Malaya. Kebanyakan etnis Melayu di Singapura adalah keturunan Indonesia yang berasal dari Jawa. Bagaiamanapun, kebanyakan orang Melayu di Singapura tidak bertutur dalam bahasa leluhur mereka yang merupakan imigran dari Jawa. Meskipun etnis Melayu merupakan etnis minoritas di Singapura, tetapi penduduk Melayu setempat masih melestarikan budaya Melayu seperti makyong ( teater tradisional Melayu ), tari zapin, dan kuliner. 

 Kuliner Melayu Singapura mempunyai banyak kemiripan dengan kuliner Indonesia seperti kue, sate, es cendol, ketupat, roti canai, dan lain-lain. Demikian juga dengan seni teater makyong dan tari zapin yang mempunyai banyak kemiripan dengan makyong dari Malaysia Pattani di Thailand, serta Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan di Indonesia. Tari Zapin Singapura juga mempunyai kesamaan dengan tari Zapin dari Malaysia, Brunei, Patani di Thailand, dan Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatn di Indonesia. Begitu pula dengan songket, songkok, dan baju kurung etnis Melayu Singapura sama dengan songket, songkok, dan baju kurung yang dipakai oleh etnis Melayu di Malaysia, Brunei, Pattani di Thailand, dan Indonesia.

Selasa, 15 Maret 2022

Mengenal Lebih Dekat Budaya Melayu Di Filipina

 


Menurut informasi yang dilansir dari republika.co.id Islam masuk ke Filipina pada abad ke-13 Masehi. Di Filipina, Islam kemudian menyebar seiring dengan munculnya Kesultanan-Kesultanan Melayu di sana seperti Sulu dan Maguindanao ( Mindanao ). Seorang arab asal Yaman adalah Sultan Sulu yang pertama dan seorang bangsawan Kesultanan Johor dari Semenanjung Malaya dalah Sultan Maguindanao yang pertama. bukti kuat masuknya Islam ke Filipina yaitu asimilasi budaya Islam dengan Kebudayaan setempat. Diantaranya makanan, pernikahan, cara berpakaian dan lain sebagainya. Selain itu, etnis Melayu Sulu ( Bangsamoro ) di Filipina juga mengenal tenun yang disebut inaul ( lihat pula di www.suara.com ).

Dalam tradisi pernikahan, Muslim Melayu di Filipina melangsungkan pernikahan seperti masyarakat pada umumnya di Filipina. Pernikahan menjadi penyatu kedua keluarga mempelai dan menjadi satu kesatuan yang terikat dengan strata sosial.  Pria Bangsamoro, misalnya, harus memilih wanita Bangsamoro yang berasal dari status yang sama. Pernikahan adat Melayu Filipina ( Bangsamoro ) pun mengenal mas kawin.

Sedangkan pada tradisi khitan, Bangsamoro melakukan upacara adat bagi pria yang mulai beranjak dewasa yang disebut pag Islam. Khitan disesuaikan dengan tradisi Islam. Biasanya khitan dilakukan oleh imam atau tokoh agama setempat yang diiriungi doa dan shalawat. Selain itu, Bangsamoro juga mengenal tradisi bagi pria Bangsamoro yang sudah mengkhatamkan  Al-Qur`an yang disebut pag tammat. Ini karena banyak orang tua mereka yang mengirimkan putra-putra mereka ke madrasah.

Pria Bangsamoro juga mengenakan sorban putih yang disebut kombong yang digunakan ketika si pemakainya sudah naik haji. Sedangkan wanita Bangsamoro mengenakan kain tenun besar berwarba-warni yang melilit tubuh yang disebut inaul. Salah satu cara memakainnya adalah wanita Bangsamoro adalah sekitar pinggangnya dengan lipatannya menutupi lengan kiri.   

Senin, 14 Maret 2022

Sejarah Wayang Kulit Kedah dan Wayang Kulit Kelantan Di Semenanjung Malaya

 

  

Menurut referensi dari laman wikipedia dan Museum Wayang Di Jakarta kata wayang berasal dari kata bahasa Jawa yang artinya " bayang " yang maksudnya adalah patung. Menurut informasi yang dilansir dari laman indozone.id menyebutkan bahwa Wayang Kulit Kelantan dan Kedah telah ada ada di Semenanjung Malaya sejak zaman kekuasaan Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Namun menurut informasi yang dilansir dari wikipedia bahwa Wayang Kulit Kelantan dan Kedah berasal dari Kamboja yang dibawa masuk ke Patani di Thailand Selatan dan kemudian masuk ke Kelantan dan Kedah di Semenanjung Malaya. Sedangkan menurut versi lainnya menyebutkan bahwa Wayang Kulit Kelantan dan Kedah berasal dari Provinsi Patani, Thailand, sebab dahulu kedua wilayah yang berada di bagian utara Semenanjung Malaya itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Melayu Patani dari Thailand. Versi lainnya juga menyebutkan bahwa Wayang Kulit Kelantan dan Kedah berasal dari Wayang Kulit Siam ( Thailand ) karena pementasannya menggunakan bahasa Siam ( Thailand ).

 Sedangkan menurut laman wikipedia Wayang Kulit Kelantan dan Kedah diperkenalkan oleh tok dalang Melayu yang mempelajari teknik pedalangan di Jawa pada tahun 1834. Di Semenanjung Malaya terdapat empat jenis Wayang Kulit Melayu, Wayang Kulit Gedhek ( Wayang Kulit Kedah ), Wayang Kulit Kelantan ( Wayang Kulit Siam ),  Wayang Kulit Melayu, dan Wayang Kulit Purwa ( Wayang Kulit Jawa ).

Cerita Wayang Kulit Kelantan diambil dari epos Ramayana yang disebut Hikayat Maharaja Wana yang diambil sosok Rahwana dalam epos Ramayana yang menyadur epos Ramayana versi Thailand dan cerita rakyat Melayu Kelantan-Patani. Patung-patung Wayang Kulit Kelantan terutama sosok Ramayana dan Laeksamana mengenakan busana orang Melayu Patani di Thailand. Sedangkan Wayang Kulit Kedah menceritakan cerita rakyat Melayu Kedah dengan dua tokoh utama Etong dan Ekau. Sedangkan Wayang Kulit Purwa dipentaskan dalam Bahsa Jawa dan menceritakan epos Mahabharata. Sedangkan Wayang Kulit Melayu dimainkan oleh etnis Melayu di Negara Bagian Kelantan, Terengganu, dan Kedah di Semenanjung Malaya dan Melayu Patani di Thailand. Cerita Wayang kulit Melayu diambil dari epos Mahabharatam dan Ramayana tapi yang terbanyak adalah cerita Panji. Patung pada Wayang Kulit Melayu lebih mirip dengan Wayang Kulit Purwa ( Wayang Kulit Jawa ) tetapi terdapat banyak gubahan menjadi hampir mirip Wayang Kulit Gedog. 

 Wayang Kulit Purwa ( Wayang Kulit Jawa ) dimainkan oleh etnis Melayu Malaysia keturunan Jawa.


Selasa, 08 Maret 2022

Sejarah Wayang Kulit Sumatera Selatan ( Wayang Kulit Palembang )

    

 Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang Melayu dan berbahasa Melayu. Bahasa Melayu dialek Sumatera Selatan mempunyai banyak dialek salah satunya adalah Bahasa Melayu dialek Sumatera Selatan. Bahasa Melayu dialek Sumatera Selatan merupakan satu-satunya bahasa Melayu di Sumatera yang banyak dipengaruhi oleh kosakata bahasa Jawa. Mengapa ? Pengaruh Bahasa Jawa mulai mempengaruhi Bahasa Melayu dialek Palembang ketika Kerajaan Majapahit menaklukkan Sumatera Selatan pada tahun 1365 dan Palembang pernah pula dikuasai oleh Kesultanan Mataram. Pengaruh Bahasa Jawa pada bahasa Melayu dialek Palembang mulai masuk lagi saat eksodus orang Jawa dari demak, Jawa Tengah, di bawah pimpinan Ki Gede Ing Suro tuo yang melarikan diri ke Sumatera Selatan pasca kekalahan Arya Penangsang dalam erang saudara di Kesultanan Demak. Dia adalah putra Adipati Karang Widara ( Pangeran Surodiredjo ). Ki Gede Ing Suro Tuo resmi menjalankan pemerintahan sebagai wakil Sultan Demak di Palembang dari tahun 1545-1548 ( Referensi : Wikipedia ). 

 Menut informasi yang dikutip dari laman wikipedia Ki Gede Ing Suro Tuo adalah cicit Kemas ( Ki Mas ) Anom Jamaluddin ( cicit Raja Pajajaran Prabu Siliwangi dan putra Sultan Cirebon yang pertama Raden Walasungsang ). K Mas Jamaluddin adalah peletak dasar Kesultanan Palembang Darussalam yang Islami.

 Dalam pelariannya ke Sumatera Selatan itu, Arya Penangsang membawa seperangkat gamelan pelog, slendro, dan satu set wayang kulit untuk diberikan kepada penguasa Palembang. Para seniman wayang kulit asal Demak, Jawa Tengah, mengajarkan penduduk Melayu setempat bagaimana menggunakan gamelan dan memainkannya dalam pementasan wayang kulit. Namun menurut versi lainnya Wayang Kulit Palembang pertama kali diciptakan pada abad ke-19 pada masa pemerintahan Arya Damar di Kesultanan Palembang. Wayang Kulit Palembang menceritakan epos Ramayana dan Mahabharata. Wayang Kulit Palembang dipentaskan dalam Baso Palembang halus ( percampuran antara Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu ) dalam waktu 1 sampai 3 jam saja. Dalam pementasannya, tidak ada, suluk,sinden, dan dok-dok dalam Wayang Kulit Palembang. Inilah yang membedakan antara Wayang Kulit Yogyakarta, Cirebon ( Jawa Barat ), Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan Wayang kulit Sumatera Selatan. Menurut penelitian antropologis kesenian wayang kulit Palembang termasuk rumpun budaya Melayu Sumatera Selatan.

Minggu, 06 Maret 2022

Boedi Oetomo : Sejarah Dan Latar Belakang Berdirinya

 


   Boedi Oetomo adalah organisasi  pemuda yang didirikan oleh Soetomo dan para pelajar STOVIA ( School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen/Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera ) yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeradji. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan buku Indonesia Rumah Bersama penerbit Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia ( 2008 ) bahwa Boedi Oetomo didirikan pada tanggal  20 Mei 1908 di Gedung STOVIA ( kini Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta ). Berdirinya organisasi ini digagas oleh Dokter Wahidin Sudirohusodo pada saat mengunjungi STOVIA untuk menyampaikan gagasan tentang pemberian beasiswa kepada para pelajar STOVIA yang tidak mampu tapi berprestasi. Dalam pertemuan dengan para pelajar STVIA itu beliau menyampaikan gagasannya untuk mendirikan suatu organisasi di bidang pendidikan yang dapat memberikan beasiswa kepada para pelajar STOVIA yang berprestasi tapi berhemat biaya. Selain Dr. Wahidin Soedirohusodo, berdirinya Boedi Oetomo juga merupakan pengaruh dari Dokter Abdul Rivai, seorang dokter pribumi lulusan STOVIA dan juga seorang anggota Volksraad, yang menulis artikel tentang pentingnya membentuk suatu perkumpulan yang dia sebut sebagai " perkumpulan kaum muda " di koran Bintang Timoer. Organisasi ini medrupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan Kebudayaan Jawa. Sejak tahun 1948 hingga sekarang berdirinya Boedi Oetomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 Berdirinya Boedi Oetomo mendapatkan dukungan penuh dari bangsawan Mangkunegaran dan Kasunanan Solo di Solo, Jawa tengah, serta bangsawan Pakualaman di Yogyakarta. Nama Boedi Oetomo diambil dari kata budi yang artinya keterbukaan jiwa, pikiran, akal atau pengadilan. Selanjutnya Soeradji dan Soetomo mengadakan pertemuan dengan para pelajar STOVIA lainnya di ruang anatomi Gedung STOVIA saat mereka sedang beristirahat. Dalam pertemuan itu mereka menyepakati pembentukan suatu oragnisasi yang diberi nama " Boedi Oetomo " sehingga Boedi Oetomo pun lahir pada hari itu juga 20 Mei 1908. Para pelajar STOVIA pendiri Boedi Oetomo antara lain Raden Mas Goembrek, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soeradji Tirtonedoegoro, M. Soewarno, Mochammad Saleh, Gondo Soewarno, Angka Prodjosoedirdjo, dan Mochammad Sulaiman. Soetomo dan lkawan-kawan sempat terancam akan dikeluarkan dari STOVIA namun dia dan kawan-kawannya dibela oleh direktur STOVIA, Dr. H.F. Roll, sehingga mereka dapat melanjutkan studi mereka di STOVIA. 

Karena masih harus menyelesaikan studi kedokteran di STOVIA, maka para pelajar STOVIA menyerahkan kepengurusan Boedi Oetomo kepada golongan yang lebih tua dan berpengalaman sebagai penghormatan. Pada 3-5 Oktober 1908 Boedi Oetomo menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Yogyakarta. salah satu agenda kongres itu membahas usulan Dr. wahidin Sudirohusodo tentang pembentukan studiefonds ( pemberian beasiswa ), tapi usulan itu ditolak dengan tiga poin :

1. Keterbatasan Gerakan Bantuan Pelajar

2. Kesulitan Saat Pelaksanaan

3. Aktivitas membantu pelajar merupakan sebagian program kerja Boedi Oetomo.

Pada era kepemimpinan Bupati karang Anyar Jawa Tengah di Boedi Oetomo, R. A. A. Tirtokoesoemo ( 1908-1911 ) Boedi Oetomo menerbitkan majalah " Goeroe Desa " serta perubahan kurikulum Bahasa Belanda yang semula diajarkan dari kelas tiga ke atas menjadi dimulai dari kelas 1. Boedi Oetomo bersikap kooperasi dengan pemerintah kolonial Belanda. 

9 September 1909 Boedi Oetmo mengadakan kongresnya yang kedua di Yogyakarta. Dalam kongres itu Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat ( KI Hajar dewantoiro ) memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Boedi Oetomo karena kongres menolak usulan Dr. Tijpto Mangoenkoesomo agar Boedi Oetomo berubah menjadi partai politik dan menerima orang-orang Indo-Belanda sebagai anggota Boedi Oetomo.

 Pada tahun 1911 kepemimpinan R. A. A. Tirtokoesoemo di Boedi Oetomo digantikan oleh seorang bangsawan Pakualaman Yogyakarta yang bernama Pangeran Ario Noto Dirodjo karena R. A. A. Tirtokoesoemo tidak sanggup lagi mengikuti arus dalam gerakan Boedi Oetomo. Pada masa kepemimpinan Pangeran Ario Noto Dirodjo, boedi oetomo mendirikan 1 sekolah di solo, Jawa Tengah, dan 2 sekolah di Yogyakarta.

 Pada tanggal 1 Juli 1924 sepulangnya dari studi kedokteran di Belanda, Dokter Soetomo mengganti nama Boedi Oetomo menjadi Indonesische Studie Club ( Kelompok studi indonesia atau ISC  ). kemudian pada tanggal 16 Oktober 1930 ISC berganti nama menjadi Persatoean Bangsa Indonesia ( PBI ) yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi.

Pada 24-26 Desember 1935 Kongres PBI memutuskan perubahan nama PBI menjadi Partai indonesia Raya ( Parindra ) yang dipimpin oleh pahlawan nasional asal Jakarta, Muhammad Husni Thamrin, dan Dokter Soetomo.

Sabtu, 05 Maret 2022

Kerajaan Funan Kerajaan Melayu Tertua Di Asia Tenggara

 


   Kerajaan Funan merupakan Kerajaan Melayu tertua di Tanah Melayu. Pusat pemerintahan kerajaan ini di lembah Sungai Mekong di Vietnam.Menurut informasi yang dikutip dari laman bidurai.blogspot.com. Kerajaan Funan tercatat dalam sumber-sumber sejarah Cina dengan sebutan Biun-Am. Kerajaan Melayu tertua di Asia Tenggara ini pada masa kejayaannya menjalin hubungan dengan Yunani dan Romawi kuno dan juga Cina kuno.Nama Kerajaan Funan muncul pada sumber-sumber sejarah Cina pada tahun 221 Masehi hingga 280 Masehi dan hilang pada abad ke-7 Masehi karena invasi Kerajaan Chenla yang juga masih keturunan Raja Funan.

 Keberadaan Kerajaan Funan hanya dapat dilihat pada prasasti-prasasti yang ditemukan di Vietnam dan sumber-sumber sejarah dari Cina. Selain menggunakan nama-nama Sansekerta, para raja Funan ini juga menggelarkan mereka " Sailendra " sebab mereka adalah leluhur Dinasti Sailendra yang memerintah di Jawa Tengah, Indonesia, dan pendiri Candi Borobudur. Dalam bahasa setempat dia mendapat gelar krung bnma yang artinya Raja Gunung. Bangsa Funan juga termasuk dalam rumpun bangsa Melayu. 

 Namun kawasan pusat pemerintahan Kerajaan Funan meliputi selatan Vietnam, lembah sungai Mekong di Kamboja dan Vietnam, Sungai Cao Phraya di Thailand serta Semenanjung Malaya. Kota dan pelabuhan utama Kerajaan Funan adalah Oc-Eo terletak di pinggir Teluk Siam dengan ibukota Wijayapura terletak 200 km dari laut berhimpunan dengan bukit Ba Phanom.

 Pada abad ke-3 dan -6 Masehi Kerajaan Funan menaklukkan bagian utara Semenanjung Malaya dan bagian Selatan Thailand ( Provinsi Patani, Yala, Narathiwat, Satun, Patthalung,  Songkhla ). Kata " Funan " berasal dari ejaan kata bahasa Melayu  modern yang ditranskripsikan ke dalam bahasa Cina menjadi Founam yang merujuk kepada Phnom dalam bahasa Melayu-Mon Khmer purba dalam Bahasa Melayu kini adalah " Gunung ".

 Keturunan raja Funan dari Kamboja ini melarikan diri dari Kamboja dan mendirikan Kerajaan Dinasti sailendra di Jawa Tengah, Indonesia, yang beragama Budha. Arti " Sailendra " adalah Tuan Mulia Orang Gunung. Penyebab keruntuhan Kerajaan Funan adalah serangan cucu raja Funan, Bhavawarman I, yang bernama Rudravarman. Keruntuhan Kerajaan Funan ini menyebabkan kemunculan Kerajaan Chenla di Kamboja yang juga merupakan keturunan Raja Funan.

Selasa, 01 Maret 2022

Peranan Jong Sumtranen Bond Dalam Sumpah Pemuda dan Sejarah Berdirinya Jong Sumatrnen Bond

 


 Jong Sumatranen Bond ( Bahasa Indonesia : Perkumpulan Pemuda Sumatera ) adalah suatu perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara pelajar STOVIA Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera ) dan Recht Hogeschool ( Sekolah Tinggi Hukum ) yang berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Menurut informasi yang dikutip dari laman suaramerdeka.com, wikipedia, dan Museum Sumpah Pemuda di Jakarta tujuan berdiriya Jong Sumatranen Bond ( JSB ) antara lain mendidik para pemuda Sumatera untuk mendidik para pemuda Sumatera untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan kebudayaan Sumatera.

 JSB didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB didirikan oleh Dr. Muhammad Amir, Mr. Mohammad Yamin, Dr. Adnan Kapau Gani, Abdul Munir Nasution, dan Mr. Teungku Mansur. Tokoh JSB lainnya adalah mantan Wakil Presiden RI Drs. Mohammad Hatta ( Bung Hatta ). JSB mempunyai 6 cabang, 4 cabang di Jawa dan 2 cabang di Sumatera Barat yaitu di Bukittinggi dan Padang. Pada tahun 1926 para pelajar Batak menyatakan keluar dari JSB karena JSB didominasi oleh pemuda Minangkabau dan kemudian membentuk Jong Bataks Bond pada tanggal 24 Oktober 1926.

 Menurut laman wikipedia awal mula berdirinya JSB yaitu keraguan pemimpin redaksi koran Tjahaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa Sumatera belum matang bagi politik dan umum. Tanpa mengiraukan suara-suara miring itu, para pemuda Sumatera tetap mendirikan organisasi sendiri. Kaum tua di Minangkabau pun turut menentang pembentukan organisasi pemuda Sumatera ini sebab JSB  merupakan suatu ancaman bagi mereka. Aktivis JSB, Dr. Bahder Djohan, menyotot perbedaan persepsi antara dua generasi ini dalam edisi perdana majalah JSB, Jong Sumatra. 

JSB turut mendorong penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dalam Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...