Perhimpunan Indonesia di Belanda adalah perubahan nama dari Indische Vereeniging. Menurut informasi yang dikutip dari laman detiknews.com dan Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta Perhimpunan Indonesia didirikan oleh beberapa mahasiswa pribumi asal Hindia Belanda yang saat itu kuliah di Belanda diantaranya adalah Raden Mas Notosoeroto ( bangsawan Pakualaman dari Yogyakarta ) dan Sutan Casayangan Soripada ( Mahasiswa Ilmu Pendidikan di Universitas Leiden dan seorang lulusan Kweekschool atau Sekolah Pendidikan Guru Bumiputera ) pada tahun 1908.
Pada tahun 1916 Indische Vereeniging menerbitkan majalah Hindia Poetra yang ditulis oleh Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ( Ki Hajar Dewantoro ) ketika beliau diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Nederland. Kemudian Perhimpunan Indonesia ( PI ) mengubah nama majalah Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1922 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging yang bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda.
Pada 3 Februari 1925 Indonesische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia ( PI ). Tujuannnya agar mempertegas prinsip organisasi ini.
Pada tahun 1925 PI membuktikan sikapnya yang non kooperator dengan pemerintah kolonial Belanda dengan mengeluarkan pernyataan manifesto PI.
Sementara itu dalam rapat umum PI pada tahun 1923 menegaskan tiga asas pokok PI antara lain :
1. Hindia Belanda ( Indonesia ) menentukan nasib sendiri.
2. Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri.
3. Untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu.
Tokih-tokoh yang pernah memimpin PI di Belanda antra lain Drs. Mohammad Hatta ( Bung Hatta, mantan wakil Presiden RI ), Mr. Achmad Soebardjo, dan Datuk Nazir Pamuncak, dan Mr. Iwa Kusuma Sumantri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar