Partai Nasional Indonesia ( PNI )

 Partai Nasional Indonesia ( PNI )  didirikan di Bandung, Jawa Barat, oleh Ir. Soekarno ( Bung Karno ), Mr. Sartono, Mr. Sunaryo Sastrowardoyo, Mr, Iskaq Tjokroadisoerjo, dan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo  pada tanggal 4 Juli 1927. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan Museum Sumpah Pemuda di Jakarta pada awalnya PNI bernama Perserikatan Nasional Indonesia. Cikal bakal PNI adalah Algemeene Studie Club yang juga didirikan oleh Ir. Soekarno di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1925. 

 Dalam Kongres PNI yang kedua di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 1928 Perserikatan Nasional Indonesia berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia ( PNI ). PNI bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda. Menurut informasi yang dikutip dari Museum Sumpah Pemuda PNI mengesahkan bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, dan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. selain di bidang politik, PNI juga bergerak di bidang ekonomi seperti mendirikan koperasi dan bank nasional.

 Pada tanggal 24 Desember 1929 Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat perintah penangkapan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh PNI lainnya.

 Pada tanggal 29 Desember 1929 Polisi kolonial Belanda PID ( Politiek Inlichtingen Dienst ) menangkap Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh PNI lainnya di Yogyakarta dengan tuduhan mengasut rakyat pribumi untuk memberontak terhadap pemerintah Belanda dan menjebloskan Ir. Soekarno ke Penjara Banceuy di Bandung, Jawa Barat tanpa proses pengadilan.

 Pada tanggal 18 Agustus 1930 Pemerintah kolonial Belanda mengajukan Bung Karno ke landraad ( pengadilan negeri ) Bandung.. Setelah diadili, Bung Karno dijebloskan ke Penjara Sukamiskin di Kota Bandung, Jawa Barat.

Pada tanggal 25 April 1931 Mr. Sartono membubarkan PNI dan mendirikan Partindo ( Partai Indonesia ). Pada tahun 1933 Belanda mengasingkan Bung Karno ke Ende, Nusa Tenggara Timur dan kemudian ke Bengkulu pada tahun 1938 karena bersikap non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

Bahasa Melayu di Singapura