Menurut informasi yang dilansir dari republika.co.id Islam masuk ke Filipina pada abad ke-13 Masehi. Di Filipina, Islam kemudian menyebar seiring dengan munculnya Kesultanan-Kesultanan Melayu di sana seperti Sulu dan Maguindanao ( Mindanao ). Seorang arab asal Yaman adalah Sultan Sulu yang pertama dan seorang bangsawan Kesultanan Johor dari Semenanjung Malaya dalah Sultan Maguindanao yang pertama. bukti kuat masuknya Islam ke Filipina yaitu asimilasi budaya Islam dengan Kebudayaan setempat. Diantaranya makanan, pernikahan, cara berpakaian dan lain sebagainya. Selain itu, etnis Melayu Sulu ( Bangsamoro ) di Filipina juga mengenal tenun yang disebut inaul ( lihat pula di www.suara.com ).
Dalam tradisi pernikahan, Muslim Melayu di Filipina melangsungkan pernikahan seperti masyarakat pada umumnya di Filipina. Pernikahan menjadi penyatu kedua keluarga mempelai dan menjadi satu kesatuan yang terikat dengan strata sosial. Pria Bangsamoro, misalnya, harus memilih wanita Bangsamoro yang berasal dari status yang sama. Pernikahan adat Melayu Filipina ( Bangsamoro ) pun mengenal mas kawin.
Sedangkan pada tradisi khitan, Bangsamoro melakukan upacara adat bagi pria yang mulai beranjak dewasa yang disebut pag Islam. Khitan disesuaikan dengan tradisi Islam. Biasanya khitan dilakukan oleh imam atau tokoh agama setempat yang diiriungi doa dan shalawat. Selain itu, Bangsamoro juga mengenal tradisi bagi pria Bangsamoro yang sudah mengkhatamkan Al-Qur`an yang disebut pag tammat. Ini karena banyak orang tua mereka yang mengirimkan putra-putra mereka ke madrasah.
Pria Bangsamoro juga mengenakan sorban putih yang disebut kombong yang digunakan ketika si pemakainya sudah naik haji. Sedangkan wanita Bangsamoro mengenakan kain tenun besar berwarba-warni yang melilit tubuh yang disebut inaul. Salah satu cara memakainnya adalah wanita Bangsamoro adalah sekitar pinggangnya dengan lipatannya menutupi lengan kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar