Sarekat Islam

 

 Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan buku H O S Cokroaminoto Bapak Pendiri Bangsa Penerbit buku KPG ( Kepustakaan Populer Gramedia ) dan Tempo Publishing ( 2012 ) menyebutkan bahwa Sarekat Islam didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh seorang pedagang batik pribumi asal Solo, Jawa Tengah, bernama Haji Samanhudi. Awalnya Sarekat Islam ( SI ) bernama Sarekat Dagang Islam ( SDI ) Tujuan awal  berdirinya SI adalah menghimpun para saudagar abtik pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan para saudagar besar batik etnis Cina peranakan. Pada saat itu, para pedagang batik keturunan Cina telah lebih maju usahanya serta memiliki hak dan status yang lebih tinggi daripada orang pribumi.

 SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah kepemimpinan Haji Samanhudi SDI berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan saudagar batik pribumi yang paling berpengaruh. Pada tahun 1909 tokoh pers nasional, Raden Mas Tirtoadhisoerjo, mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia pada tahun 1909. Pada tahun 1910 R.M. Tirtoadhisoerjo mendirikan lagi organisasi yang sejenis di Buitenzorg ( Bogor ). Pada tahun 1912 Hadji Oemar Said Tjokroaminoto mendirikan SI di Surabaya, Jawa Timur. H O S Tjokroaminoto bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan Arab, menerbitkan koran Oetoesan Hindia. H O S Tjokroaminoto kemudian terpilih menjadi pemimpin SDI dan kemudian mengubah nama SDI menjadi SI. Tujuannya adalah SI tidak hanya bergerak di bidang ekonomi tetapi juga di bidang politik. Tujuan SI dapat dilihat dari anggaran dasarnya antara lain :

1. Mengembangkan jiwa dagang.

2.Membantu anggota-anggota yang kesulitan dalam mengembangkan usaha. 

3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang dapat mempercepat naiknya derajat rakyat.

4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang salah tentang Islam.

5. Hidup menurut perintah agama Islam.

Jumlah anggota SI yang sangat banyak menimbulkan kekhawatiran Pemerintah Kolonial Belanda karen a dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban. Meskipun pada awalnya Pemerintah kolonial Belanda menolak pengajuan badan hukum SI, namun akhirnya pada Maret 1916 Pemerintah kolonial Belanda memberikan status badan hukum kepada Sarekat Islam. Pada awalnya SI bersikap kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda.dan mengirimkan 3 wakilnya, H O S Tjokroaminoto, Abdul Muis, dan Haji Agus Salim menjadi anggota Volksraad ( Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda ) bentukan Belanda. SI bersama Boedi Oetomo menuntut kepada pemerintah Belanda untuk membentuk dewan perwakilan rakyat di Hindia Belanda. Tapi kemudian SI berubah haluan menjadi non kooperator dengan Pemerintah kolonial Belanda karena Belanda menolak tuntutan SI agar Bangsa Hindia ( Indonesia ) diberi hak untuk mengatur urusannya sendiri ( otonom ).

Masuknya komunisme ke dalam SI ketika Sneevliet yang mendirikanISDV ( INdische Sociaalist Democratische Vereeniging ), berhasil menyusup ke SI.  ISDV yang berhaluan komunis berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh muda Sarekat Islam seperti Darsono, Tan Malaka, Semaun, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan perpecahan SI menjadi SI Merah dipimpin oleh Semaun  dan SI Putih.yang dipimpin oleh H O S TJokroamninoto. SI Putih pimpinan H O S TJokroaminoto, Abdul Muis, dan Haji Agus Salim berjkedudukan di Yogyakarta sedangkan SI Merah pimpinan Darsono dan Semaun berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah Pada 1924 SI Merah berubah nama menjadi Sarekat Rakyat. Sedangkan SI Putih berubah nama menjadi PSI ( Partai Sarekat Islam ) dalam kongres SI di Madiun, Jawa Timur, pada 1923. Kemudian PSI bergantin nama lagi menjadi PSII ( artai Sarekat Islam Indonesia ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

Bahasa Melayu di Singapura