Pemberontakan PKI Di Cirebon Jawa Barat tahun 1946



   Menurut buku Serangan Umum 1 Maret 1949 Ke Yogyakarta Latar Belakang Dan Pengaruhnya setelah Indonesia merdeka, bangsa Indonesia dan Pancasila masih dirongrong oleh kekuatan dari dalam negeri berupa disintegrasi bangsa. Ancaman separatisme mulai terjadi saat itu berupa peristiwa Pemberontakan PKI di Cirebon, Jawa Barat, pada tanggal 12 Februari 1946.

 Pada saat itu PKI di Cirebon di bawah pimpinan Mr. Mohammad Joesoep dan Soeprapto mencoba mengambil alih kekuasaan dan berusaha untuk melucuti senjata TRI ( Tentara Republik Indonesia ).

Dalam buku Komunisme Di Indonesia Jilid 1 : Perkembangan Gerakan Dan Pengkhianatan Komunisme Di Indonesia ( 1914-1948 ) Penerbit Pusat Sejarah TNI ( 1999 ) dan berbagai sumber sejarah lainnya menyebutkan bahwa PKI di Cirebon dilahirkan pada tanggal 7 November 1945 setelah Wakil Presiden RI Bung Hatta mengeluarkan Maklumat X tahun 1945 tentang pembentukan partai-partai politik pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jadi Pemberontakan di Cirebon merupakan pemberontakan komunis yang kedua setelah Indonesia merdeka setelah peristiwa Tiga Daerah di Kabupaten Pemalang, Tegal, dan Brebes di Jawa Tengah.

 Menurut laman wartaekonomi.co.id ketika itu ada pertentangan antara golongan moderat dengan golongan revolusioner tentang bagaimana cara membela dan mempertahankan kemerdekaan. 

PKI ( Partai Komunis Indonesia ) kemudian memanfaatkan kondisi politik ini dalam rangka persiapan pemberontakan. Di bawah pimpinan Mr. Mohammad Joesoep dan Suprapto mereka mencoba menarik simpati rakyat dengan mendatangkan Laskar Merah dan Jawa Timur, dengan alasan untuk menghadiri konferensi agar tidak timbul kecurigaan. Hal itu dilakukan oleh Mr. Mohammad Joesoep dan Suprapto karena mereka sadar tidak mudah untuk menarik hati masyarakat Cirebon.

9 Februari 1946 rombongan PKI dan Laskar Merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tiba di Stasiun Kereta Api Cirebon. Pada 12 Februari 1946 dengan bersenjata lengkap mereka menginap di Hotel Ribberink ( kini Grand Hotel Cirebon ). PKI kemudian menyebarkan isu bahwa polisi militer telah melucuti senjata Laskar Merah.

Letda D Sudarsono, seorang polisi militer Cirebon mencoba datang ke Stasiun Cirebon menemui seorang bintara jaga. Dia hendak memastikan kebenaran isu itu. Sesampainya di Stasiun Kereta api Cirebon, dia malah ditembaki. Pasukan Laskar merah mengepungnya dan membawanya ke Hotel Phoenic. Ulah PKI dan Laskar Merahnya tidak berhenti sampai di situ. Mereka melucuti senjata TRI setempat dan menangkap mereka untuk dijadikkan tawanan. Hal ini dilakukan oleh PKI untuk merebut kekuasaan. situasi saat itu kacau.Pasukan Laskar Merah merampok dan menguasai gedung-gedung vital di Cirebon.

Melihat situasi yang seperti ini, Komandan II/ Divisi Sunan Gunung Jati Kolonel Zainal Asikin Yudadibrata segera mengirim utusan untuk berunding dengan Mr. Mohammad Joesoep di Hotel Ribrink. Setelah berunding, PKI di bawah pimpinan Mr. Mohammad Joesoep berjanji akan menyerahkan senjata-senjata rampasan keesokan harinya. 

Akan tetapi PKI mengingkari janji mereka. Atas dasar itu Kolonel Zainal Asikin Yudadibrata meminta bantuan Kolonel Muffreini Mukmin, Komandan TRI Resimen Cikampek, untuk menumpas Pemberontakan PKI di Cirebon. di bawah pimpinan Mayor Banuhadi, 600 prajurit Banteng Taruna dari TRI Resimen Cikampek dikirim ke Cirebon.

Pada tanggal 13 Februari 1946 TRI Resimen Cikampek dengan bantuan pasukan Polisi Militer dan pasukan lain melakukan penyerbuan pertama untuk merebut pos-pos pertahanan dan markas pemberontak Laskar Merah/PKI di Hotel Ribberink. Penyerbuan pertama ini berakhir dengan kegagalan sebab pasukan Laskar Merah mempunyai persenjataan yang lebih lengkap.

Pada tanggal 14 Februari 1946 pasukan gabungan  TRI Resimen Cikampek, Polisi Militer, dan pasukan lainnya di bawah pimpinan Kolonel Muffreini Mukmin berhasil menumpas Pemberontakan PKI di Cirebon dalam penyerbuan yang kedua. Akhirnya pasukan PKI menyerah. Pimpinan mereka, mr. Mohammad joesoep dan Suparapto ditangkap dan diajukan ke mahkamah militer.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

Bahasa Melayu di Singapura