Sejarah, Peninggalan, Dan Keruntuhan Kesultanan Melayu Jambi Kesultanan Jambi adalah sebuah Kesultanan Melayu yang pernah berdiri di Jambi pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20 Masehi. Sebelum menjadi sebuah Kesultanan, Jambi merupakan sebuah Kerajaan Melayu yang didirikan oleh Paduko Berhalo bersama istrinya, Putri Selaras Pinang Masak, pada tahun 1460 Masehi. Pada masa itu Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur juga menaklukan Kerajaan Jambi. Kekuasaan Kerajaan Majapahit itu akhirnya runtuh seiring dengan tersiarnya agama Islam di Jambi ( Baca : www.kompas.com ). Menurut informasi yang dikutip dari www.kompas.com dan wikipedia.org pada tahun 1615, Kerajaan Jambi resmi menjadi kesultanan setelah Pangeran Kedah naik tahta dan menggunakan gelar Sultan Abdul Kahar.Kesultanan Jambi mengalami masa kejayaan pada nasa pemerintahan Sultan Abdul Kahar terutama di bidang perdagangan lada di Sumatera. Pada 1680an Jambi mulai kehilangan fungsinya sebagaiu pelabuhan perdagangan lada setelah berperang melawan Kesultanan Johor yang berasal dari Semenanjung Malaya. Setelah berkuasa di Jambi hampir empat abad, Kesultanan Jambi akhirnya runtuh karena jatuh ke tangan kekuasaan Belanda dan setelah Sultan Jambi yang terakhir, Sultan Thaha Saifuddin wafat pada tahun 1902. Selain itu, penyebab utama keruntuhan Kesultanan Melayu Jambi lainnya adalah penyelundupan dan utang serta campur tangan Belanda dalam urusan internal Kesultanan Melayu Jambi. Peninggalan Kesultanan Melayu Jambi antara lain : 1. Taman Makam Rajo-Rajo 2. Masjid Agung Al- Falah Jambi 3. Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin 4. Rumah Batu Olak Kemang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

Bahasa Melayu di Singapura