Senin, 28 Februari 2022

Pemoeda Kaoem Betawi Dan Kiprahnya Dalam Sumpah Pemuda

     

 Pemoeda Kaoem Betawi atau Pemuda Kaum Betawi adalah organisasi Pemuda Betawi yang didirikan pada tahun 1927. Menurut informasi yang dikutip dari laman kompas.com, buku Panduan Wisata Museum Sumpah Pemuda Jakarta, dan wikipedia Pemuda Kaum Betawi dipimpin oleh Muhammad Tabrani. Tokoh Pemuda Kaum Betawi lainnya adalah Mohammad Rochjani Soe`oed. 

 Sampai akhir tahun 1926, masih belum ada organisasi Pemuda Betawi. Sehingga banyak Pemuda Betawi yang bergabung dengan Jong Java dan Sekar Rukun ( organisasi Pemuda Sunda ) karena mereka masih serumpun. Meskipun menggunakan nama label Betawi, tetapi banyak anggota dan pengurus Pemuda Betawi bukanlah orang asli Betawi. 

 Menurut informasi yang dikutip dari Museum Sumpah Pemuda di Jakarta dan laman kompas.com Mohammad Tabrani adalah seorang pelajar Sekolah Pamong Praja Pribumi Pemerintah Kolonial Belanda OSVIA ( Opleiding School Van Inlandsche Ambtenaaren ) kemudian mempelajari jurnalistik di Jerman. Sepulangnya dari Jerman, dia menjadi pemimpin redaksi koran Pemandangan ( 1936-1941 ). Pemandangan adalah koran yang terbit di Hindia Belanda antara tahun 1933-1958. Koran Pemandangan merupakan salah satu koran lokal yang diizinkan terbit oleh Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

 Sedangkan Mohammad Rochjani So`oed ( lahir di Jakarta pada tahun 1906 ) terpilih menjadi Ketua Pemuda Kaum Betawi pada tahun 1928 dan menjadi wakil Pemuda Kaum Betawi pada Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal 27-28 Oktober 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda.

 Pemuda Kaum Betawi memberikan kesempatan kepada semua pemuda Indonesia untuk menjadi anggota Pemuda Kaum Betawi.

Minggu, 27 Februari 2022

Peranan Jong Java Dalam Sumpah Pemuda



 Sumpah Pemuda merupakan suatu momen bersejarah sekaligus keputusan penting Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928 yang berisi tiga ikrar yang dikenal dengan nama Sumpah Pemuda untuk mempersatukan Indonesia.

 Menurut informasi yang dikutip dari laman resmi museumsumpahpemuda.kemendikbud.go.id, buku Panduan Museum Sumpah Pemuda Jakarta, dan laman kompas.co.id  Jong Java merupakan salah satu organisasi pelajar asal Jawa Tengah dan Jawa Timur yang turut mengirimkan perwakilannya ke kongres tersebut. Jong Java didirikan di Gedung STOVIA ( Kini Museum Kebangkitan Nasional ) di Batavia pada tanggal 15 Maret 1915 oleh para pelajar STOVIA ( Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera ) , Koning Wilhelmina School, dan Kweekschool ( Sekolah Pendidikan Guru Buiputera ). Pada awalnya Jong Java bernama Trikoro Dharmo ( Tiga Tujuan Mulia ). 

 Para pengaggas berdirinya Trikoro Dharmo adalah Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman, Wongsonegoro, dan RT. Soenardi Djaksodipoero. Satiman Wiryosanjoyo diangkat sebagai ketua dan Wongsonegoro diangkat sebagai wakil. Pembentukan Jong Java dimaksudkan untuk mengadakan suatu tempat latihan bagi para calon pemuda nasional. Dengan adanya organisasi pemuda daerah ini dapat memperluas teman seperjuangan dan menjalin silaturahmi antar etnis di Indonesia.

 Pada Kongres Jong Java I yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 12 Juni 1918 Trikoro Dharmo secara resmi berganti nama menjadi Jong Java.  Tujuan perubahan nama ini yaitu untuk menyatukan para pemuda Bali, Madura, Sunda, danj uga Jawa.

 Pada tahun 1926, Jong Java mengadakan kongres di Solo, Jawa Tengah, yang membahas perubahan tujuan Jong Java. Berikut ini adalah hasil perubahan tujuan Jong Java dari kongres terseut :

1. Jong Java akan memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia.

2. Jong Java akan bekerjasama dengan organisasi pemuda Indonesia lainnya.

3. Jong Java ikut serta dalam menyebarkan dan memperkuat faham Indonesia bersatu.

Jong Java mengaplikasikan tujuan mereka pada Kongres Pemuda Indonesia II.

Seperti diketahui, Kongres Pemuda II diketuai oleh Soegondo Djojopoespito yang merupakan perwakilan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ( PPPI ) dan R. M. Djoko Marsaid dari Jong Java sebagai wakil ketua Kongres Pemuda II.

   


Sabtu, 12 Februari 2022

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam

 


Bahasa Melayu Dialek Champa juga dikenal dengan nama Bahasa Cham. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikiwand.com dan riset linguistik ( ahli bahasa ) bahasa ini sebelumnya adalah bahasa Kerajaan Champa di Vietnam Tengah yang kemudian juga digunakan oleh etnis Melayu Champa yang tinggal di Kamboja. Bahasa Melayu Champa adalah bahasa ehri-i yang digunakan oleh etnis Melayu Champa. Sedangkan mereka berbicara Bahasa Melayu Standar hanya saat berbicara orang Melayu yang bukan penutur Bahasa Melayu Champa.

Bahasa Melayu dialek Champa termasuk dalam rumpun Bahasa Polinesia dalam keluaraga Bahasa Melayu Austronesia. Bahasa Melayu Champa dituturkan oleh 220.000 orang di Kamboja dan 100.000 orang di Vietnam. Bahasa Melayu dialek Champa serumpun dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Malaysia, Madagaskar, Bahasa Melayu Standar di Filipina Selatan dan Patani di Thailand. Bahasa lainnya yang masih serumpun dengan Bahasa Melayu dialek Champa adalah Bahasa Melayu-Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, Bahasa Melayu Polinesia Inti, Chamik dataran tinggi, Chamik Pesisir, dan Bahasa Aceh.

Berikut ini tabel persamaan kata Bahasa Melayu dialek Champa dengan Bahasa Melayu Standar yang dikutip dari laman wikiwand.com

Bahasa Melayu Champa       Bahasa Melayu Standar

Sungai                                                  Sungai

Banyak                                                 Banyak

Bintang                                                Bintang

Manis                                                   Manis

Anjing                                                 Anjing

Ikan                                                     Ikan

Orang                                                 Orang

Buat                                                    Buat

Rabu, 09 Februari 2022

Operasi Kikis : Penumpasan Sisa-Sisa PKI di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur

 



    Operasi Kikis adalah operasi penumpasan sisa-sisa PKI yang berada di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur oleh Kodam IV Diponegoro pada tahun 1968. Menurut inforamsai yang dikutip dari buku 30 Tahun Indonesia Merdeka ( 1965-1974 ) Penerbit Sekretariat Negara Republik Indonesia ( 1975 ) menyebutkan bahwa Operasi Kikis ini merupakan gabungan dari operasi intelijen, tempur, dan teritorial dengan sasaran daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pegunungan Kendeng dan Lawu. Operasi Kikis berhasil menghancurkan kompro-kompro ( komite proyek ), sekolah perlawanan  rakyat, dan menangkap 200 orang kader PKI. 

 Operasi lainnya dilancarkan di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, dengan target mengahncurkan kompro-kompro PKI di Jawa Tengah, yang dimulai pada 1 Oktober 1968. Adanya kegiatan PKI di daerah ini tercium pada bulan Maret 1968 ketika diketahui adanya pusat latihan mereka yang disebut STPR ( Sekolah Tentara Dan Perlawanan Rakyat ).

 DEngan dilancarkannya operasi-operasi pembersihan itu sisa-sisa PKIMkemudian memindahkan pusat aktivitas mereka ke daerah yang dikenal sebagai " Merapi-Merbabu Complex ( MMC ). Dalam operasi yang diluncurkan oleh TNI-Angkatan Darat dari Kodam IV Diponegoro ini berhasil ditangkap, antara lain Pono ( Supono Marsudidjojo ), orang ketiga dalam Biro Khusus Comite Central ( CC ) PKI.

Senin, 07 Februari 2022

Operasi Trisula : Operasi Penumpasan Sisa-Sisa PKI Di Blitar Jawa Timur

 


   Setelah G-30-S/PKI dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung mengalami kegagalan total di Jakarta. TNI-Angkatan Darat di bawah pjimpinan Letnan Jenderal Soeharto berhasil memukul balik dan menghancurkan para pemberontak PKI. Para pemimpin G-30-S/PKI itu ditangkap dan ditembak mati. Namun sisa-sisa tokoh PKI yang tidak tertangkap berkumpul di Blitar Selatan, Jawa Timur. Menurut informasi yang dikutip dari laman merdeka.com dan buku 30 Tahun Indonesia Merdeka ( 1965-1974 ) Penerbit Sekretariat Negara Republik Indonesia ( 1975 ) tokoh-tokoh PKI Jawa Timur itu berkumpul di Blitar Selatan sejak tahun 1966. Mereka mendirikan basis perlawanan di sana. 

Beberapa toloh PKI yang turut bergabung di sana adalah Rewang, Oloan Hutapea, dan juga tokohbPemuda Rakyat, Sukatno. 

Di Blitar Selatan, mereka mendirikan Sekolah Perlawanan Rakyat ( SPR ) dan Kursus Kilat perang Rakyat ( KKR ). Pelatihnya adalah oknum-oknum TNI-AD yang sudah membelot kepada PKI. Mereka aksi-aksi perampokan dan pembunuhan di sekitar lokasi. 

Panglima Kodam VIII Brawijaya Mayor Jenderal Muhamamad Yasin yang curiga mengetahui aktivitas mereka segera menggelar operasi intelijen militer ke Blitar Selatan. Dia menerima laporan tentang adanya gerakan bersenjata di sana. 

M. Jasin kemudian memutuskan untuk menggelar operasi militer. Awalnya sulit karena terkendala dana. Namun kemudian dia menemui Bubernur Jawa Timur Muhammad Nur, dari sana dia mendapatkan pinjaman dana Rp 20 juta untuk menggelar operasi militer.

Pada tanggal 13 Juni 1968 Kodam Brawijaya menggelar operasi Trisula dengan Kolonel Witarmin sebagai komandan. Selain TNI-AD, Polri pun turut serta dalam operasi Trisula ( Lihat Museum TNI Satria Mandala Jakarta ). Kemudian Tentara menyisir kawasan hutan di Blitar Selatan. Banyak toloh PKI yang tertangkap dan tertembak mati dalam operasi itu. Operasi Trisula juga melibatkan TNI-Angkatan Udara yang mengerahkan pesawat pembom B-26 Invader dan pesawat pemburu Mustang P-51. 

Pihak pemberontak terpaksa menyingkir dari tempat persembunyian mereka di gua-gua dan pindah ke utara. Di sana pun tim penyapu dari TNI-AD, AU, dan Kepolisian RI sudah siap menyapu dari darat menghentikan mereka.

Operasi Trisula mencatat 33 tokoh PKI tewas. Sementara 850 tokoh PKI berhasil ditangkap selama tiga bulan operasi. 


Sabtu, 05 Februari 2022

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Pontianak Di Kalimantan Barat

 

     

 Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan riset linguistik ( ahli bahasa ) Bahasa Melayu Pontianak atau Melayu Pontianak adalah sebuah dialek Bahasa Melayu yang dituturkan di Kota Ponyianak, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Mempawah di Provinsi Kalimantan Barat serta memiliki banyak kesamaan dengan Bahasa Melayu dialek Sarawak di Malaysia.

Dialek ini mempunyai keunikan dalam pengucapan, karena huruf  ' r ' pada Bahasa Melayu dialek Pontianak diucapkan seperti `r` sengau atau voiced velar fricative. Kemudian tambahan partikel `bah ` sebagai penegas kata yang diucapkan sebelumnya, seperti yang digunakan dalam logat-logat Bahasa Melayu yang digunakan di bagian utara Pulau Kalimanatan ( Brunei, Sabah di Malaysia, dan provinsi Kalimantan Utara di Indonesia ). Dalam Bahasa Melayu Pontianak tidak mengenal tingkatan berbahasa seperti halus, sebaya, dan kasar. Kasar dan halusnya penutur Bahasa Melayu dialek Pontianak tergantung pada penekanan nada dan intonasi. 

Perbedaan Bahasa Melayu dialek Pontianak dengan Bahasa Melayu lainnya adalah dalam percakapan sehari-hari sering menggunakan kata-kkata yang disingkat dari kata asalnya.

Contoh 

Kosakata kata ganti orang 

Bahasa Indonesia          Bahasa Melayu Standar                Bahasa Melayu dialek Pontianak

Saya                               Saye                                               Saye, kamek, aku

kami                              kami                                                kamek

kalian                            kamu                                                kitak  

dia                                 dia                                                     die

ayah                              ayah                                                 abah, ayah

ibu                                 ibu                                                   mamak, emak

abang                           abang                                                 abang 

kakak                           kakak                                                kakak

adik                               adik                                                  adik

paman                          pakcik                                              pakmude

bibi                              makcik                                             makmude

kakek                           datuk                                                 datok', nek aki.

nenek                          nenek                                                nek wan, nenek, wan

Dalam penyebutan tatanan keluarga Melayu Pontianak dikenal istilah " membase " dimana memanggil /menyebut seseorang sesuai dengan urutan keluarga atau tanda khusus pada orang itu :

Sulung : Along; Long

Tengah : Angah; Ngah'

Bungsu : Usu ; Su.

Hitam : Itam ; Tam

Putih : Uteh; Teh

Tinggi : Anjjan ; Njang

Muda : Ude ; Nde

Kecil  : Acik ; Cik

dalam pemanggilan kakak, abang, paman, bibi, atau nenek tinggal menambahkan kata-kata di atas setelah kata bang, kak, pak, mak, tok atau wan.

-Penggunaan " membase " dalam memanggil seseorang 

Kakak             Abang          Paman            Bibi         Kakek       Nenek

kak long          bang long       pak long      mak long  tok long     wan long

kak cik             bang cik        pak cik          mak cik      tok cik     wan cik

Kata lainnya

Bahasa Indonesia    Bahasa Melayu Standar      Bahasa Melayu Dialek Pontianak

apa                           apa                                       ape

di mana                    di mana                              mane; di mane

siapa                         siapa                                  ape ; siape

mengapa                  mengapa                             ngape

bagaimana                bagaimana/macam mana   cam mane ; macam mane

bohong                    bohong; tipu; temberang      bual ; meghampot ; mbuta

jalan                         jalan                                      timbok

jembatan                  jembatan                               geretak ; geghetak

korosi                       karat                                     tegar ; tegah

tersandung             tersadung                               tepang ; tersungur

manja                       manja                                      jawa ; meghawa

mau                         mahu/hendak                           nak ; mao ndak

bisa                           boleh/dapat                               bise

tidak                        tak/ tidak                               tak ; ndak; tadak

belakangan                terakhir                                paling akher ; dudi

santai                        santai                                     nyantai ; selembe

pingsan                     terkejut                                  selap

saja                            sahaja/saja                            jak

keren                         bagus                                      balak

kacau                        kacau                                     sangsot

banjir                       banjir                                      pasang ; acap

melobi                     berbincang                              ngaloy

lurus                        lurus                                        bujor

bodoh                    bodoh/bahlol/tolol                     bodo ; belahau, belangak

pukul                       pukul                                        lepok ; tombok

jendela                   jendela                                       tingkap 

balon                      balon                                          gelembus

sendok                    senduk                                       seduk

piring                      piring                                        pinggan 

gelas                        gelas                                         cawan

nampan                     talam ; dulang                         tapsi ; nyirok ; talam

lemari                      almari                                        saghah ; sarah

anting                      subang/anting-anting                 subang ; bunel

renyah                      gelisah                                       ghengop ; rengop

kecipir                    kacang botor                               kacang bulu

Penyingkatan Kata Dalam Pengucapan

Perbedaan antara Bahasa Melayu dialek Pontianak dengan Bahasa Melayu lainnya adalah dalam percakapan sehari-hari Bahasa Melayu dialek Pontianak seringmenggunakan kata-kata yang disingkat kata asalnya seperti :

Bahasa Indonesia/ Bahasa Melayu Standar           Bahasa Melayu dialek Pontianak

ada apa                   ada apa                                     ape can

setelah ini              selepas ini                                  kaghang 

hendak ke mana      nak kemane                              nak mane

  sesuka hati            sesuke hati                                suke hati 


Rabu, 02 Februari 2022

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Asahan Di Sumatera Utara.

    



Provinsi Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang multietnis sebab di sinilah orang Melayu, Jawa, Minangkabau, Arab, dan Cina menghuni. Selain itu pula, bahasa yang ada di Sumatera Utara adalah multilingual di antaranya Bahasa Melayu Dialek  Tanjung Balai di Kabupaten Asahan.  Menurut informasi yang dikutip dari laman kompasiana.com, wikipedia, dan riset linguistik ( ahli bahasa ) Bahasa ini dipertuturkan oleh etnis Melayu yang menghuni Kabupaten Asahan. Bahasa Melayu Dialek Asahan merupakan suatu Bahasa Melayu yang berbeda dialek dengan Bahasa Melayu lainnya yang ada di Sumatera Utara yaitu Bahasa Melayu dialek Mandailing, Deli, dan Langkat. Penduduk Kabupaten Asahan merupakan pembauran keturunan Batak Melayu. Kota Tanjung Balai berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Topik yang saya akan bahas pada artikel ini adalah Bahasa Melayu Dialek Asahan. Menurut informasi yang dikutip dari laman kompasiana.com Bahasa Melayu Dialek Asahan adalah percampuran dan pembauran dari Bahasa Batak, Minang, Arab, dan Cina.



Babad Diponegoro

       


Menurut informasi yang dikutip dari bobo.grid.id dan sejarawan Inggris Peter Carey dalam bukunya Sisi Lain Diponegoro Babad Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa ( 2017 ) menyebutkan bahwa Pangeran Diponegoro pernah menceritakan kehidupannya dan perjuangannya dalam Babad Diponegoro. Dia menulis Babad Diponegoro saat dalam pengasingan di Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 1852-1853. 

Catatan di atas kertas ini ditulis dalam Bahasa Jawa dan menggunakan aksara Arab ( Pegon ). Ada 4 bagian besar dari buku yang terdiri dari 115 halaman ini. Naskah ini kemudian disalin dalam Bahasa Jawa dan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda.  Ceriata Babad Diponegoro ini awali dengan Sejarah Kerajaan Majapahit hingga Kesultanan Mataram pada masa pemerintahan Panembahan Senopati hingga pecahnya Kesultanan Mataram menjadi Kasunanan Solo dan Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Solo dan Mangkunegaran. Cerita ini kemudian berlanjut hingga kehidupan Pangeran Diponegoro dan perang yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Pada bagian cerita tentang Pangeran Diponegoro ditulis dalam macapat. Dalam macapat ini Pangeran Diponegoro menampilkan dinya sebagai orang ketiga. 

Cerita ini berakhir pada pertemuan antara Pangeran Diponegoro dengan panglima tentara Belanda Letnan Jenderal Hendrik Merkus Baron De Kock di rumah residen Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Pertemuan ini berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro. Kemudian Belanda mengasingkannya ke Batavia dan kemudian ke Sulawesi Utara.  

Pada tahun 2012 Perpustakaan Nasional RI dan lembagadi Belanda mengajukan Babad Diponegoro sebagai Situs Ingatan Dunia ( Memory of The World ) kepada UNESCO.  

Selasa, 01 Februari 2022

Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Deli Di Sumatera Utara

 


Menurut informasi yang dikutip dari laman wikipedia dan riset linguistik ( ahli bahasa ) Bahasa Melayu dialek Deli di Sumatera Utara pada umumnya sama dengan Bahasa Melayu Standar yang umumnya dipergunakan di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina Selatan, Patani di Thailand, dan juga beberapa wilayah di Sumatera di Indonesia. Namun perbedaannya Bahasa Melayu Deli ini banyak dipengaruhi oleh Bahasa Batak Karo dan bahasa-bahasa yang ada di sekitarnya. Bahasa Melayu dialek Deli ini dipertuturkan di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, dan Kota Medan. Di kota Medan, Sumatera Utara, sendiri terdapat stasiun-stasiun radio swasta maupun negeri ( Radio Republik Indonesia atau RRI Medan ) yang menggunakan Bahasa Melayu dialek Deli. Saat ini Bahasa Melayu dialek Deli mulai terancam oleh Bahasa Melayu gaul dialek Medan yang umumnya digunakan di pantai timur Sumatera Utara.

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...