Sabtu, 15 Januari 2022

 Serangan Umum 1 Maret 1949 Ke Kota Yogyakarta


  Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Kota Yogyakarta merupakan suatu momen bersejarah bagi rakyat Indonesia khususnya bagi penduduk Yogyakarta. Sebelum pandemi Covid 19 setiap tanggal 1 Maret di Kota Yogyakarta selalu diadakan rekonstruksi terjadinya serangan itu yang disebut re-enactors. dalam adegan perang-perangan ditampilkan suasana pertempuran antara tentara Belanda dengan para pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto ( kemudian menjadi Presiden RI ). 

 Lantas apa yang menyebabkan terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Kota Yogyakarta ? Menurut buku Serangan Umum 1 Maret 1949 Ke Kota Yogyakarta Latar Belakang Dan Pengaruhnya ( 1987 ) dan buku 30 Tahun Indonesia Merdeka ( 1945-1949 ) Penerbit Sekretariat Negara RI ( 1975 ) menyatakan latar belakang terjadinya serangan itu adalah Agresi Militer Belanda ke-2 yang berhasil menduduki ibukota RI, Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Kemudian Belanda berhasil menangkap dan mengasingkan para pemimpin Indonesia yang masih bertahan di Kota Yogyakarta ke Brastagi dan Prapat di Sumatera Utara serta ke Pulau Bangka di provinsi Bangka Belitung.

 Sebelum melancarkan serangan umum, Letkol Soeharto melakukan konsolidasi dengan beberapa pejabat pamongpraja dan komandan TNI yang ada di seluruh wilayah Yogyakarta. Konsolidasi-konsolidasi itu menghasilkan pembentukan subwehrkreise ( sub wilayah pertahanan ) selama sekitar 1 minggu.

 Pada tanggal 29 Desember 1948 Letkol Soeharto memimpin TNI melancarkan serangan umum yang pertama pada malam hari terhadap markas-markas tentara Belanda di Kota Yogyakarta.

Pada tanggal 9 Januari 1949 Letkol Soeharto memimpin TNI melakukan serangan umum yang kedua terhadap pos-pos tentara Belanda yang ada di Ygyakarta.

Pada tanggal 16 Januari 1949 Letkol Soeharto memimpin TNI melancarkan serangan ke pos-pos tentara Belanda yang ada di Yogyakarta.

Pada tanggal 4 Februari 1949 Letkol Soeharto memimpin TNI melancarkan serangan ke pos-pos tentara Belanda yang ada di Kota Yogyakarta.

Namun serangan-serangan itu tidak diketahui oleh dunia internasional karena perbedaan waktu.

Pada 28 Februari 1949 Letkol Soeharto mengadakan pertemuan dengan Sultan Yogyakarta, Hamengkubuwono IX. Dalam pertemuan itu, Letkol Soeharto menyatakan kesanggupannya mempersiapkan serangan umum. Sebelunnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX menulis surat kepada Jenderal Sudirman yang saat itu sedang melakukan perang gerilya di Jawa Timur untuk datang ke Yogyakarta untuk membahas rencana serangan umum ke Yogyakarta. Namun sang Jenderal menolak undangan dengan alasan sakit paru-paru kemudian dia menyarankan kepada Sri Sultan HB IX untuk bertemu dengan Letkol Soeharto, komandan TNI di wilayah Yogyakarta. Menurut rencana serangan umum ke Kota Yogyakarta itu akan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 1949 namun tak jadi dilaksanakan karena bocor.  

Pada tanggal 1 Maret 1949 Letkol Soeharto memimpin TNI melancarkan serangan umum ke Kota Yogyakarta serta wilayah sekitar Yogyakarta terutama Magelang di jawa tengah pada pagi hari berdasarkan instruksi Gubernur Militer III yang membawahi Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, Kolonel Bambang Sugeng. TNI di bawah pimpinan Letkol Soeharto berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam.

 Keberhasilan TNI menduduki kembali Kota Yogyakarta disiarkan oleh stasiun radio milik TNI Angkatan Udara di Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berita itu kemudian dipancarluaskan oleh stasiun Radio Rimba Raya di Aceh dan stasiun-stasiun radio milik TNI-AU lainnya yang berada di Sumatera ke Myanmar, India, serta diterima oleh wakil-wakil Indonesia di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) dan sebagai bantahan berita yang disebarkan oleh Belanda bahwa tentara Belanda berhasil menghancurkan TNI ( Referensi : Serangan Umum 1 Maret 1949 Ke Kota Yogyakarta Latar Belakang Dan Pengaruhnya ). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...