SEJARAH KEDATANGAN ORANG CINA KE TANAH MELAYU
Menurut buku Masyarakat Dan Kebudayaan Cina Indonesia karangan Hidayat Zainal Mutakkin dan buku Cheng Ho Penyebar Islam Dari China Ke Nusantara karangan Tan Ta Sen menjelaskan gelombang migrasi orang-orang Cina ke nusantara terjadi sejak berabad-abad yang lalu. Sebagian besar didasari oleh motif ekonomi, Jumlah penduduk Tiongkok yang padat membuat mereka sulit mencarui pekerjaan di China. Selain itu juga karena motif politik. Mereka tidak mau dijajah oleh bangsa Mongol dan bangsa Manchu yang menguasai China pada abad ke-12 dan ke-17.
Dari Provinsi Kwang Tung di Selatan China adalah etnis Hakka, Kanton, dan Tiociu. Provinsi lainnya Fukkien ( Fujian ) gelombang migrasi adalah etnis Hokkian, Hokcia, dan Hinghua. Tujuan migrasi mereka ke Nusantara yaitu untuk mencari nafkah dan penghidupan yang lebih baik. Msing-masing kelompok itu memiliki keahlian.
Misalnya orang Hakka mempunyai keahlian berdagang.Orang Hokkian mempunyai keahlian sebagai pengrajin kayu dan tukang emas. Sedangkan orang Tiociu memiliki keahlian di bidang pertambangan timah, ahli perkebunan, dan juga pengrajin perak.
GELOMBANG BESAR MIGRASI ORANG CINA KE TANAH MELAYU
Pembukaan lahan perkebunan secara besar-besaran oleh Pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1860-1890 turut menyebabkan migrasi orang-orang Cina secara besar-besaran dari dari China ke Hindia Belanda. selain itu, kelonggaran izin yang diberikan oleh Pemerintah kolonial Belanda kepada orang-orang Cina yang menyebabkan gelombang migrasi lanjutan orang-orang Cina ke Hindia Belanda.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, banyak orang Cina yang menjadi korban pembantaian massal yang dilakukan oleh para pejuang Indonesia karena mereka dianggap tidak republiken dan dianggap sebagai antek Belanda. Bahkan beberapa di antara mereka bergabung dalam pasukan Poh An Tui yang dibentuk oleh tentara Belanda yang bertugas menjaga keamanan pemukiman Cina dan bertempur melawan pejuang-pejuang Indonesia ( Lihat pula sejarawan Batara R Hutagalung dalam buku Indonesia Tidak Pernah DiJajah Penerbit Pressindo Yogyakarta 2017 ).
Selain itu, banyak golongan bumiputera yang mengambil alih perusahaan dagang milik orang Cina yang sudah berkembang. Usaha itu diklaim sebagai hak milik. Namun banyak pula di kalangan orang-orang Cina Peranakan Indonesia yang menyelundupkan senjata untuk dibagikan kepada parapejuang Indonesia dan bahkan turut bertempur melawan pasukan Belanda dan Inggris seperti yang terjadi pada Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Kota Yogyakarta dan Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar