Selasa, 04 Januari 2022

 


                           Perang Pattimura 

Nama Pattimura mungkin bagi anda para pembaca artikel saya mungkin tidak asing lagi. Nama Pattimura kini menjadi nama jalan di Jakarta yaitu Jalan Pattimura yang terletak di kawasan Blok M Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Bagi yang tidak mengetahui siapa beliau, Beliau adalah seorang pahlawan nasional asal Maluku. Menurut beberapa sumber sejarah beliau adalah seorang Muslim Maluku yang bernama Ahmad Lessy.

Dia memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Menurut M. Adnan Amal dalam bukunya berjudul Kepulauan Rempah Rempah Sejarah Maluku Utara 1250-1950 mencatat bahwa pada abad pertengahan kawasan Kepulauan Maluku merupakan pusat perdagangan pala dan cengkih di Nusantara. 

Sekitar abad ke-17 bangsa Eropa yaitu Belanda, Portugis, Inggris, dan Spanyol mencoba memperebutkan Kepulauan Maluku sebagai kawasan perdagangan rempah rempah.

Latar belakang 

Menurut info yang dikutip dari kompas.co.id pada awal abad ke 19, kawasan Maluku kembali kepada kekuasaan Belanda setelah Belanda dan Inggris menandatangani Traktat London yang mengakhiri kekuasaan Inggris di Nusantara. Latar belakang perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda pada 1817 adalah :

1. Tindakan monopoli perdagangan rempah rempah yang dilakukan oleh Belanda melalui pelayaran Hongi di Kepulauan Maluku.

2.Timbulnya kesengsaraan rakyat Maluku karena penyerahan wajib berupa ikan asin, kopi, dan hasil laut lainnya kepada Belanda.

3. Sikap residen Belanda di Saparua, J. Van Den Berg, yang sewenang-wenang terhadap rakyat Maluku.

Pada Mei 1817 rakyat Maluku mengadakan berbagai pertemuan untuk mengatur strategi untuk melawan Belanda. Pertemuan itu menyepakati mengangkat Pattimura bekas korps tentara ambon dalam militer Inggris untuk memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda..

16 Mei 1817 Pattimura memimpin rakyat Maluku menyerang benteng Belanda Duurstede di Saparua. Mereka berhasil merebut benteng itu dan membunuh residen Belanda, Van Den Berg beserta seluruh pasukan Belanda.

Belanda terus berupaya merebut Benteng Duurstede namun selalu dapat digagalkan oleh rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura. Perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda mulai terlihat pada bulan Agustus 1817. Pihak Belanda meminta bantuan dari Batavia untuk menumpas pemberontakan Pattimura. Menurut info yang dikutip dari kompas.co.id. Pattimura dikhianati oleh Raja Booi dari Saparua yang membocorkan rahasia startegi rakyat Maluku dan Perang Pattimura, sehingga Belanda mampu merebut kembali Saparua.

Pada Desember 1817 Belanda menjatuhkan hukuman gantung kepada Pattimura beserta 3 orang lainnya di Benteng victoria di Ambon, Maluku, yang menandai berakhirnya perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...