Selasa, 04 Januari 2022

 


                                                      Kyai Tapa Pahlawan nasional Asal Banten Yang Telah DiLupakan    

 Nama Kyai Tapa bagi anda yang membaca artikel saya ini mungkin terasa asing kedengarannya. Mungkin juga anda tidak tahu siapa beliau atau mungkin anda hanya mengetahui nama beliau hanya nama sebuah jalan yang berada di kawasan Grogol Jakarta Barat.

 menurut info yang dikutip dari berdikarionline.com dan wikipedia Kyai Tapa adalah adik Sultan Banten. Dia adalah seorang keturunan Cina yang beragama Islam dan juga seorang ulama asal Banten. Beliau bersama Ratu Bagus Buang, keponakan Sultan Banten, Zainul Arifin, melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Ratu Syarifah Fatimah, Ratu Kesultanan Banten keturunan Arab, yang bersekongkol dengan Belanda dan kapitan Cina di Banten, Secanegara, untuk menyingkirkan Sultan Banten, Zainul Arifin, suami Ratu Syarifah Fatimah sendiri ( Lihat juga Pramoedya Ananta Toer. Hoa Kiu Di Indonesia Penerbit Garba Budaya Jakarta 2000 ). Pemberontakan Kyai Tapa dabn Ratu Bagus Buang mula-mula ditujukan kepada Ratu Syarifah Fatimah.

 Sebelum menyingkirkan Sultan Zainul Arifin, Ratu Syarifah Fatimah berhasil menyingkirkan Pangeran Gusti dengan bantuan Belanda ke Sri Lanka. Belanda justru menangkap Ratu Syarifah Fatimah dan meredam pemberontakan Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang. Gubernur Jenderal VOC ( Belanda ) yang menggantikan Gustaaf Willem Baron Van Imhoff, Jacob Mossel mengembalikan tahta Kesultanan banten kepada Pangeran Gusti.

 Untuk sementara sambil menunggu kembalinya Pangeran Gusti dari SriLanka diangkatlah adik Sultan Zainul Arifin, pangeran Adi Andi Satyika, sebagai Sultan Banten. Pada 1753 Pangeran Adi Andi Satyaka menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Gusti setelah keamanan di Banten terkendali. Stelah naik tahta Pangeran Gusti bergelar Sultan Zainul Asykin.

 Kekalahan Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang serta penobatan Pangeran Gusti sebagai Sultan Banten ( 1753-1777 ) menandai berakhirnya kemerdekaan politik Banten dan berkuasa penuhnya Belanda atas Banten. Pada tahun 1808 Gubernur Jenderal Belanda H. W. Daendels menghancurkan Keraton sultan Banten dan kemudian menghapuskannya. Pada tahun 1813 Pemerintah kolonial Inggris menurunkan Sultan Banten yang terakhir, Muhammad bin Muhyyiddin Zainussalihin dari tahtanya secara paksa dan kemudian menghapuskan Kesultanan Banten. Wilayah perang gerilya Kyai Tapa meliputi Selat Sunda, Bogor, dan Bandung.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...