Rabu, 12 Januari 2022

 


                                             Hubungan Filipina Dengan Kerajaan Majapahit Dan Sriwijaya

    Filipina merupakan salah satu negara kepulauan di Asia Tenggara selain Indonesia. Filipina secara demografis tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Selain itu, Filipina juga merupakan negara serumpun Melayu dengan Malaysia, Singapura, Brunei, Patani di Thailand, dan juga Indonesia. Menurut riset linguistik ( ahli bahasa ). Bahasa Melayu Standar yang dituturkan di Filipina khususnya di Kepulauan Sulu dan Mindanao masih serumpun dengan Bahasa Melayu di Malaysia, Brunei, Singapura, Patani di Thailand, dan juga Indonesia. Lalu bagaimana hubungan antara Filipina dan Indonesia di masa lalu ?

  Menurut laman lecultureindo.com hubungan antara Filipina dan Indonesia sudah terjalin sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Pada saat itu Filipina merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Majapahit dan Sriwijaya. Pengaruh Hindu-Budha di Filipina dibawa oleh Kerajaan Sriwijaya dan selanjutnya oleh Kerajaan Majapahit.

 Jejak Sriwijaya di Filipina dapat dilihat dari cerita rakyat tentang kedatangan orang-orang Sriwijaya dari Swarnadwipa ( Sumatera ) yang kemudian membentuk suku Visayas yang menghuni Filipina bagian Tengah. Nama Visayas diambil dari nama Sriwijaya. Selain itu, pengaruh Kerajaan Sriwijaya dapat juga dilihat dari penggunaan Bahasa Melayu Kuno pada Bahasa Suluk ( Tausug, bahasa Melayu dialek Sulu ), dan juga Bahasa Tagalog, bahasa nasional Filipina.

 Pengaruh Majapahit dan Sriwijaya dapat dilihat pada arca, prasasti maupun cerita rakyat yang berkembang di Filipina. Salah satunya adalah prasasti Laguna yang ditemukan di Manila, Filipina, pada 1986. Prasasti ini berangka 822 Saka ( 900 Masehi). Pengaruh Indonesia dapat dilihat pada prasasti ini. Selain penggunaan Bahasa Tagalog Kuno, Prasasti ini juga ditulis dalam Bahasa Melayu Kuno dan juga menggunakan aksara Kawi ( Jawa Kuno ).

 Pada tahun 1918 di Mindanao, Filipina, ditemukan arca Tara Emas warisan Kerajaan Majapahit. Pengaruh Majapahit ini dapat dilihat dari mahkota, perhiasan maupun gaya dari arca itu memperlihatkan gaya Majapahit. Arca ini diyakini sebagai Dewa Siwa yang menjadi agama Hindu telah berkembang di Filipina di bawa oleh Raja Majapahit.

 Dia akhir abad ke-14 seorang ulama asal Minangkabau bernama Raja Bagindo melakukan dakwah dan menyebarkan agakma Islam di Kepulauan Sulu, Filipina. Raja Bagindo berjasa dalam penyebaran agama Islam di Kepulauan Sulu. Sementara itu, seorang Arab basal Yaman bernama Syekh Karim Al-Makhdum menyebarkan agama Islam di Mindanao, Filipina. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poenale Sanctie

Poenale Sanctie Sebelum saya sebagai penulis memberikan informasi kepada anda tentang Poenale Sanctie, pe...