Sejarah Dan Keruntuhan Kesultanan Pidie Di Provinsi Aceh
Kesultanan Pidie adalah suatu Kesultanan Melayu yang kini terletak di wilayah Kabupaten Pidie, Aceh. Menurut informasi yang dikutip dari sultanindonesiablog.wordpress.com. Sejarah berdirinya Kesultanan Pidie ini dimulai pada abad ke-15 Masehi ketika Kerajaan Sama Indra takluk kepada Kesultanan Aceh Darussalam. Pada masa itu Sultan Aceh Darussalam, Mahmud Aluddin Johan Syah, melantik Raja Hussain Syah sebagai Sultan Muda Aceh Darussalam di Sama Indra di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam. Kerajaan Sama Indra dikemudian hari berganti nama menjadi Kerajaan Pedir ( Pidie ) seperti yang dikenal sekarang.
Kesultanan Pidie berakhir sekitar tahun 1524 Ketika Kesultanan Aceh Darussalam di era pemeriuntahan Ali Mughayat Syah menaklukkan Kesultanan Pidie dan menjadikan Kesultanan Pidie sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam. Silsilah para Sultan Pidie tidak begitu jelas. Situs-situs peninggalan Kesultanan Pidie banyak ditemukan di Kampong Klibeut di kabupaten Pidie berupa makam para Sultan Pidie dan makam Putro Balee dekat Masjid Raja Pidie ( Labuy ) yang mangkat pada 1588 dan makam Sultan Pidie, Ma`ruf Syah, putra dari Sultan Sulaiman Nur dekat Masjid Raja Pidie ( Labuy ).
Mengenal Lebih Dekat Bahasa Melayu Dialek Champa Di Kamboja Dan Vietnam
Bahasa Melayu Dialek Champa juga dikenal dengan nama Bahasa Cham. Menurut informasi yang dikutip dari laman wikiwand.com dan riset linguistik ( ahli bahasa ) bahasa ini sebelumnya adalah bahasa Kerajaan Champa di Vietnam Tengah yang kemudian juga digunakan oleh etnis Melayu Champa yang tinggal di Kamboja. Bahasa Melayu Champa adalah bahasa ehri-i yang digunakan oleh etnis Melayu Champa. Sedangkan mereka berbicara Bahasa Melayu Standar hanya saat berbicara orang Melayu yang bukan penutur Bahasa Melayu Champa. Bahasa Melayu dialek Champa termasuk dalam rumpun Bahasa Polinesia dalam keluaraga Bahasa Melayu Austronesia. Bahasa Melayu Champa dituturkan oleh 220.000 orang di Kamboja dan 100.000 orang di Vietnam. Bahasa Melayu dialek Champa serumpun dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Malaysia, Madagaskar, Bahasa Melayu Standar di Filipina Selatan dan Patani di Thailand. Bahasa lainnya yang masih serumpun dengan Bahasa Melayu dialek Champa adalah Bahasa Melayu-Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, Ba
Komentar
Posting Komentar